Mungkin masih terlalu pagi, baru pukul tujuh, sehingga kios di sebuah gang yang sulit untuk mobil berpapasan ini belum buka. Saya terkesan oleh spanduknya: Agen Pegadaian.
Bagi saya layanan macam itu baru. Lalu saya cari beritanya. Ternyata tahun 2020 sudah ada beritanya, misalnya di Okezone. Menurut berita Tempo.co Februari lalu, Agen Pegadaian mencapai 240 ribu dengan omzet Rp7 triliun dari layanan mandiri. Namun bulan yang sama, Tribun Jatim melaporkan ada di agen di Pamekasan, Madura, menipu 80 orang nasabah sampai Rp20 miliar.
Wah, berarti saya kurang informasi. Lalu saya cari promosinya di media sosial. Nemu, di Instagram. Ada yang menarik, yaitu talent yang digunakan. Sosoknya mencitrakan perempuan biasa, seperti tetangga sebelah. Berarti cara berpromosi PT Pegadaian, salah satu BUMN keuangan warisan kolonial, ini pas karena kampanye menjadi agen memang menyasar warga biasa.
Sejak kapan masyarakat Indonesia, eh Nusantara, mengenal rumah gadai? Mulai 1746, saat VOC mendirikan Bank Van Leening sebagai lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem gadai (¬ Sejarah Pegadaian).
¬ Bukan tulisan berbayar maupun
2 Comments
Baru tahu ada agen pegadaian.. Semacam laku pandai untuk layanan bank. Berarti ke mana-mana bawa uang besar dong, minimal e-wallet, huhu.. Sebetulnya profesi yg agak riskan. Minimal dibekali semacam bela diri atau standar keselamatan gitu yak. Zaman sekarang, kurir COD saja bisa jd sasaran empuk penjahat
Bisnis selalu berkembang, apalagi kalau ekonomi lagi bagus