Halah, mafia peradilan

Jadi kita harus percaya sang pengadil, wakil Tuhan, yang mengawali putusan dengan membawa Tuhan?

▒ Lama baca < 1 menit

Mafia peradilan? Kuno! — Blogombal.com

Apakah judul berita Kompas (Senin, 14/4/2025), “Mafia Peradilan Merajalela”, masih menggigit? Masyarakat sudah jemu dengan kasus korupsi. Namun membiarkan kasus rasuah terus berbiak juga tak mungkin.

Misalnya media tanpa risi membebaskan diri untuk berkasar kata dalam membahas korupsi, dan abai risiko bahwa anak-anak redakturnya di rumah akan meniru, judul dan kalimat apa saja yang akan dimuntahkan?

Role model ndasmu hakim busuk! — Blogombal.com
ROLE MODEL? Tangkapan layar laman Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (14/4/2025) siang, tentang Ketua PN Muhammad Arif .

Pertanyaan barusan langsung terjawab. Itu bukan gaya produk lembaga pemberian. Itu tak lebih dari pamflet amarah penuh kesumat.

Kita perlu meneliti arsip berita sejak kapan istilah mafia peradilan muncul. Taruh kata sudah 40 tahun lebih, berarti keadaan tak membaik. Penyakit Indonesia belum sembuh. Masalah klasik sejak dulu adalah penegakan hukum dengan efek penjera. Semua birokrat korup sudah bebal. Keluarga koruptor malah bangga.

Belakangan saya sebisanya menahan diri untuk tak membahas hal-hal aktual seputar politik dan hukum, dan apa pun yang menyangkut pemerintah, namun hari ini tak tahan.

Mafia peradilan? Kuno! — Blogombal.com

Andai saja dalam sidang nanti ada pertanyaan dari hakim, yang semoga bersih, kepada terdakwa, untuk apa Saudara dulu belajar ilmu hukum lalu menjadi penegak hukum, entah apa jawabannya.

Religius tapi gemar korupsi - Kompas — Blogombal.com

Juga kelak misalnya ada pertanyaan ini, mengapa Saudara mengempani keluarga dengan cara najis dan keluarga Anda mendukung, tetapi kalau jawabannya pura-pura menangis dan dibuat tampak menyesal, penegak macam itu enaknya diapakan tanpa berdasarkan hukum karena mereka abai hukum dan menistakan hukum?

Uh, panjang ya kalimatnya? Maaf.

5 Comments

devie Selasa 15 April 2025 ~ 23.34 Reply

punya pikiran bahwa mereka semua sebenarnya melakukan hal yang sama cuman beberapa belum apes ketahuan aja itu apakah boleh?

lebih fiksi dari fiksi ini negara.

Pemilik Blog Rabu 16 April 2025 ~ 04.09 Reply

Ya. Persis.
Korupsi disamakan dengan naik motor tanpa helm, kalo ketahuan polisi itu apes.

Yang lebih fiksi dari fiksi adalah para koruptor pamer kekayaan. Lha wong maling kok bangga, harusnya jangan pamer, tetap hidup sesuai gaji. Begitu juga anggota keluarganya.

Ingat kasus sekretaris MA Nurhadi yang hidup mewah dan mulanya sulit diusut? Dia mantu, suvenirnya iPod. Nanggap wayang di Kudus sediakan beli dari Semarang untuk tamu. Ketika rumah didatangi petugas , sudah dijaga ada tentara sewaan bersenjata. Petugas bisa masuk eh tertahan di depan pintu kamar, tapi terdengar suara flushing toilet berulang kali buat buang duit dollar.

mpokb Selasa 15 April 2025 ~ 14.21 Reply

Role model kok tersangka korupsi? Layak dimiskinkan :(

Pemilik Blog Rabu 16 April 2025 ~ 03.53 Reply

Role model untuk koruptor. Intinya, jagalah citra di awal, berjuanglah ke arah itu, dan jangan lupa rajin beribadah formal, serta jangan lupa berdonasi.

Pemilik Blog Rabu 16 April 2025 ~ 03.59 Reply

Layak dimiskinkan? Tapi orang yang pro-hukuman mati untuk koruptor sudah wanti-wanti jangan sampai merugikan keluarga koruptor.

Lha selama penyidikan, untuk memastikan harta mana yang hasil korupsi, maka rekening harus diblokir dan kekayaan disita.

Dulu adik Andi Mallarangeng protes kenapa rekening anak-anak tersangka diblokir. Lalu Rafael Alun ngeluh gak bisa beli makanan tapi untung dibantu tetangga, dan bahkan nggak bisa bayar THR sekian puluh juta untuk semua pembantu karena rekening diblokir. Kalo yang ini lebay.

Tinggalkan Balasan