Pekan lalu saya membuat pos, makin banyak orang malas menulis tangan, termasuk dalam kemasan barang yang memuat bidang isian tulisan. Tentu masih ada kemasan yang bersengaja ditulis tangan. Misalnya roti Loaf from Mom.
Logo jenama roti ini menggunakan fon bergaya tulisan tangan. Ketika tanggal produksi ditulis tangan beneran, secara manual (dari bahasa Latin manus, artinya tangan), kesan produk rumahan dan personal pun mengemuka. Citra home-made memberi sugesti bahwa produknya terbatas, ditangani dengan hati, dan kualitasnya terjamin.
Sebelumnya saya juga pernah menulis soal tanggal produksi yang ditulis tangan, yaitu dus roti Unyil, Bogor, Jabar. Saya membayangkan tangan karyawan yang menulisi akan kecapaian lalu orangnya akan jemu. Mereka merasa jadi anak sekolah jadul yang dihukum menuliskan “Saya tidak akan melompati jendela kelas lagi” sampai seratus kali pada buku tulis bergaris.
Tulisan tangan juga pernah saya jumpai pada kantong biji kopi arabika. Varian kopi ditulis lengkap, lalu wujud sebagai biji bukan bubuk dan profil sangrai dicentang. Saya beroleh kesan itu produk artisan. Ada sentuhan personal.
Apakah Anda punya contoh produk makanan dan minuman yang masih memasang tulisan tangan?
- Menulisi kertas? Banyak orang merasa malas: Jangankan isilah titik-titik di bawah ini, untuk mencentang pun orang enggan, kecuali untuk ujian.
- Ayo, tulis tangan!: Swedia menganggap penting anak-anak membaca buku kertas dan menulis tangan. Tulisan Anda masih bagus?
4 Comments
Btw rotinya menarik, Bang Paman. Mereknya juga, plesetan kreatif..
Juga enak. Saya dikasih 🙏😇
Kadang kalau beli makanan dibungkus ditulis, misalnya “tidak pedas”, asalkan bukan singkatan yg sulit dimengerti yak :D
Atau pake karet gelang 😇