“Oom Kam, entar setelah Gibran dilantik jadi wapres, orang yang pake t-shirt fufufafa bisa jadi masalah, nggak?” tanya Deni Kamsia pagi tadi.
“Coba tanya ahli hukum. Bisa lewat medsos kayak X, gitu Den,” sahut Kamso.
“Bisa dikriminalisasi ya, Oom?”
“Tanya ahli hukum.”
“Oom punya bayangan, cara bikin desain yang aman gimana?”
“Gini, kaosmu itu pake gambar wajah nggak? Kalo ya, bisa disoal, kecuali itu wajahmu. Yang menyoal bisa pake alasan hak cipta. Dulu Akbar Tandjung bisa minta penarikan buku kliping Bulogate pake alasan penggunaan foto wajahnya di sampul buku tanpa minta izin dari dia.”
“Kalo tanpa wajah, tapi gambar sushi fufu fafa, Oom?”
“Kamu mungkin juga bisa dibidik dari hak cipta oleh yang punya foto, kecuali kamu nggambar sendiri. Apalagi kalo kaos kamu jual, berarti kamu punya potensi manfaat ekonomi.”
“Nggak asyik dong, Oom.”
“Gini lho. Soal fufufafa ini kan belum jelas siapa yang punya. Belum ada pembuktian yang bisa diterima secara hukum. Mungkin kalo aduan buat Roy Suryo berlanjut ke pengadilan, dan hakim menerima pembuktian, mungkin, sekali lagi mungkin, bisa jadi rujukan. Makanya kamu nanya ahli hukum.”
“Kalo akhirnya Gibran mengakui, saya bisa bikin kaos dong?”
“Tanya ahli hukum, Den. Lagian maksud kamu mau bikin kaos itu apa?”
“Oom ini kura-kura ninja di bawah meja, pura-pura manja padahal jiper aja. Hahaha!”
“Soal meja itu urusannya pedagang mebel.”
¬ Gambar praolah: Hallenstein.com, Takigawa Samarinda
3 Comments
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Saya sangat suka paragraf penutupnya.
Njenengan punya tetangga toko mebel, kan? Di jalan besar itu kayaknya ada.
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂