Semoga spanduk dan baliho pilkada tetap berfaedah

Pilkada nanti akan banyak lembaran plastik sebagai alat peraga kampanye. Barang bekas pakainya bisa untuk apa saja.

▒ Lama baca < 1 menit

Baliho bekas alat lampamue caleg jadi penutup warung di pangkalan CH Jatirahayu

Dari arah jalan, lembaran plastik penutup fasad warung di pertigaan gang itu polos kusam kotor. Ketika saya masuk ke ruang di baliknya, untuk berteduh dari sengatan mentari sambil menunggu angkot, terlihatlah bahwa perlak besar itu bekas baliho.

Ya, bekas baliho kampanye Pileg 2024, dari legislator inkumben Sodikin, kader Partai Demokrat. Bagi saya itu bagus. Lembaran plastik tak langsung menjadi sampah yang sulit diuraikan oleh tanah.

Maka saya berharap, nanti semua alat peraga kampanye Pilkada 2024 tetap akan ada yang memanfaatkannya. Apalagi kalau ukurannya di atas satu meter persegi. Bisa dimanfaatkan untuk atap kandang ayam maupun alas duduk bersila pengganti koran. Atau, untuk layar penutup warung.

Kita beruntung, dalam urusan sampah ada mekanisme sosial untuk mengatasi sebagian masalah. Mekanisme itu antara lain dunia pemulung, pedagang rombeng, dan hubungan interpersonal dalam lungsur melungsur.

Untuk spanduk dari kain, lebih dari sekali saya melihat barang bekasnya dirangkap menjadi hamok — ini pengindonesiaan saya untuk hammock karena di KBBI belum ada.

Tentu hanya kain yang seratnya kuat yang bisa jadi hamok, namun kini semua spanduk dicetak secara digital di atas bahan tipis ringan. Kalau pakai bahan banner cloth untuk hamok bisa jebol. Tetapi bahan tipis lemas macam itu, biasanya menjadi bendera berlogo yang dicetak digital, bisa untuk mengerudungi sepeda motor.

Tinggalkan Balasan