Hadiah pintu untuk peserta senam se-RW

Di luar urusan door prize acara RW ada IPB University dan Telkom University. Padahal lembaga pendidikan adalah pengawal dan perawat bahasa Indonesia.

▒ Lama baca < 1 menit

Bahasa Indonesia untuk door prize sebuah acara

Katakan saja door prize. Seperti dalam selebaran sebuah RW menyambut Hari Kemerdekaan. Semua orang tahu door prize. Jangan bilang hadiah pintu maupun hadiah lawang. Bisa bikin kening berkerut. Apakah kita lebih suka bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia? Jangan tergesa-gesa menyimpulkan.

Kita lebih akrab dengan istilah door prize, bukan undian berhadiah maupun hadiah diundi, karena sudah terbiasa. Banyak orang paham dan mengucapkanya. Saya tidak tahu jika di Badan Bahasa ada acara dengan menyedihkan hadiah, akan disebut sebagai apa.

Kebiasaan menjadikan kita masyarakat bilingual, yakni berbahasa Indonesia dan Inggris, seberapa pun kefasihan kita dalam bahasa Inggris maupun keluwesan serta kelincahan kita dalam berbahasa Indonesia baku. Ya, serupa zaman kolonial hingga awal 1970-an, banyak orang tua berbahasa campur Indonesia dan Belanda, ditambah bahasa daerah.

Adakah orang Indonesia yang lebih lancar berbahasa Inggris, lisan maupun tulisan, dibandingkan bahasa Indonesia baku? Ada. Karena kebiasaan. Dimulai dari keluarga, sekolah, lingkungan pergaulan, lokasi bermukim, dan seterusnya.

University itu keren, kalau universitas tidak

Tak sedikit orang yang beranggapan bahwa bahasa Inggris, untuk menamai produk maupun acara, terasa lebih keren, urban, dan memuda. Sejak dulu begitu. Kaum muda masa lampau yang kini sudah lansia, berusia 75+, lebih akrab dengan istilah fashion show, bukan peragaan busana.

Dan kini banyak orang, termasuk pejabat dan bahkan guru, lebih mudah mengucapkan social media ketimbang media sosial. Pilihan kata tak ada hubungannya dengan kefasihan berbahasa Inggris. Ini soal kelumrahan dan kebiasaan.

Gaya Kompas Institute

Kita tahu, koran Kompas termasuk bagus dalam berbahasa. Koran Palmerah itulah yang memelopori istilah petahana, tengkes, dan pelantar. Namun untuk kepentingan komunikasi pemasaran bisnisnya, yakni nama acara pelatihan, koran itu menggunakan bahasa Inggris. Nama penyelenggaranya pun beringgris: Kompas Institute.

Penerbit majalah Tempo dan Koran Tempo, media yang bagus dalam berbahasa, juga serupa Kompas. Perusahaan di Palmerah itu memiliki Tempo Institute. Di dalamnya ada pelatihan menulis untuk aneka keperluan.

Jangan protes. Institut Pertanian Bogor saja akhirnya menjadi IPB University. PT Telkom punya Telkom University. Padahal lembaga pendidikan adalah pengawal dan perawat bahasa Indonesia.

Sebutlah university, bukan universitas

Kuis bahasa Indonesia Kompas dan U-turn

2 Comments

Warasto Rabu 19 Juni 2024 ~ 19.51 Reply

Soal bahasa, menurutku sejak awal bangsa ini memang krisis identitas. Bayangkan saja, bangsa yang mengaku punya ribuan bahasa daerah tapi memberikan nama untuk negara saja masih pakai nama warisan dari bule yang mana pengucapannya justru bikin belibet bagi lidah orang pribumi.

Pemilik Blog Rabu 19 Juni 2024 ~ 21.20 Reply

Betul. Maka kita harus selalu terbuka terhadap bahasa campur aduk 😂

Tinggalkan Balasan