Apakah semua pembaca peduli dengan foto berita nan layak, terutama dari media yang mereka sukai?
↻ Lama baca 2 menit ↬

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Di tablet saya ada sejumlah tangkapan layar berita demonstrasi kaum perempuan dalam merayakan Hari Perempuan Internasional pekan lalu (Jumat, 8/3/2024). Hari ini saya baru ingat bahwa saat itu saya ingin mengeposkan untuk blog.

Foto di atas menarik: seorang ayah momong anaknya, sementara istrinya sedang berdemonstrasi menuntut kesetaraan dan keadilan bagi perempuan. Pria pun semestinya mendukung. Atau sewajarnya mendukung, supaya tak berbau tuntutan atau paksaan?

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Dari amatan sekilas dan acak, media berita paling banyak memuat foto seputar hari peringatan itu adalah Kompas.id. Ada likuran, mungkin malah puluhan foto, dan terutama di rubrik Fotografi, yang merupakan etalase selera foto jurnalistik koran Kompas.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Kenapa saya, lagi dan lagi, menampilkan foto dari Kompas.id? Ada dua alasan. Pertama: tak semua media memuliakan foto jurnalistik dengan memprioritaskan foto karya sendiri. Kedua: berita, dan juga foto, dari media berbayar tak diakses orang sebanyak media gratisan, sehingga foto-foto media berbayar tak terlihat banyak mata.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Tentu dari kedua alasan tadi ada dua persoalan yang berkelindan. Pertama: bagi sebagian media, produksi foto jurnalistik itu butuh biaya yang belum tentu sebanding dengan trafik, dan di dalam biaya itu termasuk menggaji lebih dari tiga pewarta foto berikut peralatan kerjanya.

Kedua: jika menyangkut foto peristiwa, media sosial memberikan lebih banyak kemudahan. Dalam hal demonstrasi, pesertanya menjadi pewarta visual, bahkan bisa upclose and personal, karena terlibat di dalamnya. Konten personal di media sosial menjangkau lebih banyak orang, bahkan media yang terlembagakan sebagai PT pun sering mengambil dari sana.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Foto-foto di Kompas dan media lain yang bagus, termasuk agensi Antara Foto milik kantor berita Antara, menunjukkan satu hal: dibutuhkan rasa dan kecerdasan dalam memotret, supaya secara wewenang-wenang atas nama otoritas profesi pewarta foto dapat membingkai konteks peristiwa.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Penghadiran konteks yang efektif adalah jika nonverbal: tak tersebutkan dalam kapsi selain 5W+1H namun pembaca menangkap sebuah latar peristiwa. Coba amati foto-foto yang saya contohkan.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Lantas persoalannya apakah semua pembaca peduli dengan foto berita nan layak?

Jika menyangkut angka saya tak punya rujukan data kuantitatif sekunder hasil pengukuran berupa survei maupun laporan analitis dari trafik yang dipublikasikan.

Jadi, pada tingkat personal setiap orang dari Anda saja yang menjawab. Soal lain, saya punya contoh ketika Kumparan menampilkan jepretan Antara Foto, yang mendapat pujian adalah media pemuatnya (¬ lihat arsip).

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Dalam hal laporan visual bertema Hari Perempuan Internasional, seperti biasa Kompas punya sudut angkat yang berbeda. Koran tersebut juga membahas para perempuan di luar yang tak mengenal hari perayaan, atau hari peringatan, tersebut. Ada wawancara. Ada foto narasumber. Misalnya Mariati (48), perajin tempe di Kebayoran Lama, Jaksel.

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Ihwal penghadiran konteks dan penggiringan tafsir, bagi saya ada foto menarik: Bu Sumarsih dalam “Aksi Hari Perempuan Internasional di Jakarta“. Ada dua foto, di atas adalah Bu Sumarsih sedang berorasi, dan di bawah kapsi ada foto lima polwan sedang mengawasi demonstrasi. Dua foto tentang perempuan yang dibingkai dalam liputan perayaan Hari Perempuan Internasional.

Lalu apa menariknya foto polwan tersebut? Lihat latar belakang: bus Transjakarta warna putih jambon sedang melintas. Bus pink, orang menyebut, adalah bus khusus untuk perempuan, terutama yang bepergian seorang diri, demi “meminimalisir terjadinya pelecehan seksual” (¬ siaran pers Transjakarta, 27/2/2023).

Foto jurnalistik dalam Hari Perempuan Internasional 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *