Yang terpampangkan dalam foto ini buah-buahan. Ya, karena hanya tiruan. Mobil-mobilan juga hanya mainan. Setiap orang tahu, tanpa membuka buku, tanpa peduli kamus. Saya memotretnya dalam ruang makan sebuah hotel di Jalan Jakarta, Bandung, Jabar.
Kamus pun mencatat arti kata ulang tertentu. Namun apa yang tersebutkan dalam lirik lagu “Judul-judulan” (OM Pengantar Minum Racun, 1987; OM adalah singkatan Orkes Moral, bukan Orkes Melayu) belum tentu sudah diserap oleh KBBI.
Satu hal yang saya penasaran adalah apakah para guru, tak hanya guru bahasa Indonesia, juga peduli kamus? Demikian pula para jurnalis. Semoga pernah ada survei tentang hal itu.
Saya pernah membaca skripsi dengan alur tuturan membingungkan, banyak salah ejaan, padahal itu skripsi di perpustakaan. Saya tak tahu apakah dosen pembimbingnya teramat sibuk sehingga tidak membenahi aspek kebahasaan.
Bahasa Indonesia belum tentu mudah bagi penuturnya. Bagi saya pun bahasa Indonesia tak sepenuhnya gampang, namun bukan karena saya mahir maupun terbiasa dengan bahasa asing. Dengan bahasa asing saya malah lebih kacau.
2 Comments
saya baru tau kata “buah-buahan” berarti buah tiruan.. biasanya saya menyebut, “buah mainan”
Kalo bojo-bojonan? Lalu pit-pitan?