Saya memang wong jadul, tidak bisa menggunakan laptop dalam perjalanan. Tapi untuk ngeblog saya pakai ponsel.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Penumpang KRL menggunakan laptop dalam perjalanan

Saya menertawakan diri sendiri saat melihat seorang pria muda menggunakan laptop sambil duduk dalam KRL. Lho, apanya yang aneh, bukankah sesuai nama laptop memang untuk dipangku, sebagai alternatif bagi komputer desktop, pada 1980-an?

Baiklah saya akui. Saya tidak bisa melakukan hal seperti dia. Padahal laptop sekarang banyak enteng, kan? Ya. Saya yang payah. Ditambah faktor secara sengaja tergantung pada tetikus lalu kagok menggunakan touchpad. Ada latar alasannya sih.

Seingat saya, saya terpaksa menggunakan laptop saat duduk sebagai penumpang mobil itu likuran tahun silam, sebelum ada mobile internet. Tidak nyaman. Padahal mata belum separah sekarang. Dalam kereta api? Belum pernah saya lakukan. Dalam kapal? Pernah, tiga puluh dua tahun silam. Hasil kerja dikirim via faksimile melalui satelit.

Kalau dalam penerbangan? Juga belum pernah, bahkan ketika duduk dalam kelas bisnis. Saya tak berminat. Membayangkan kerepotan.

Menjelang akhir 1980-an, ketika laptop masih tebal dan berat, bisa lebih dari enam kilogram, Bondan Winarno pernah menorehkan catatan di bawah cerpen berupa nomor penerbangan Garuda. Saya menduga dia menulisnya dengan laptop dalam penerbangan, setidaknya di kursi kelas bisnis.

Pergi jauh membawa laptop juga sebisanya saya hindari. Bahkan saat bekerja. Pernah saya mengabari panitia bahwa saya tak akan membawa laptop, materi presentasi dalam Google Slides saya bagikan via email. Saya malas menggunakan PowerPoint karena materi saya sederhana. Menggunakan Keynote dalam MacBook? Saya malas. Akhirnya tidak bisa. Sama seperti terhadap PowerPoint. Pun terhadap Microsoft Word dan Pages dari Apple.

Saya memang kuno. Tetapi ada yang menganggap aneh saya ngeblog dari ponsel. Seperti untuk pos ini maupun yang lain, misalnya itu.

2 thoughts on “Menggunakan laptop dalam kereta

  1. Tanpa tetikus, saya tidak bisa menggunakan laptop. Karena itulah sejak masih bekerja, hingga setelah pensiun, saya belum pernah menggunakan di kereta maupun angkutan umum lain.

    Selain di kantor, dahulu saya pernah menggunakan laptop antara lain di ruang tunggu rumah sakit karena antrean pasien panjang, dan di kamar rumah sakit saat menunggu jadwal operasi, serta di resto besar.

    1. Yah begitulah adaptasi terhadap teknologi.

      Saya dulu banget tanpa sadar meninggalkan tetikus ketika punya MacBook. Lalu MacBook hilang, saya ndak bisa beli lagi, saya tergantung iMac dan tentu pakai tetikus.

      Ketika kerja di tempat baru, saya pakai iMac baru dengan magic mouse yang lembut. Namun ternyata berakibat buruk sehingga saya tinggalkan, tapi celakanya saya nggak bisa pakai pena digital padahal itu paling cocok untuk kerja visual

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *