Ditanya misalnya kamu jadi Jokowi

Lima bantahan kunci dari Jokowi terhadap aneka tuduhan, termasuk soal orkestrasi menuju babak kuasa berikutnya.

▒ Lama baca < 1 menit

Orkestra politik Jokowi di masa akhir jabatannya

Via telepon, Kahar Kerupuk menanya Kamso, “Kalo kamu jadi Jokowi, apa yang akan kamu lakukan ?”

Kamso spontan menjawab, “Nurutin nasihat Pak Erry Riyana sebelum MK memutuskan: suruh Gibran kembali ke Solo, kembali ke PDIP.”

“Lha MK kan udah memutuskan? Maksudku, Jokowi harus gimana saat ini, Kam!”

“Bikin konpers. Jelasin semuanya dengan ringkas.”

“Misalnya?”

“Saya dan Gibran tidak pernah membahas urusan cawapres apalagi memerintahkan dia. Jauh hari saya sudah ingatkan, jangan bikin manuver apapun yang merepotkan Bapak di masa akhir jabatan. Tanya saja ke anak itu.”

“Lalu?”

“Tidak benar saya mengarahkan apalagi bersekongkol dengan Ketua MK demi meloloskan Gibran. Silakan Anda cek kepada beliau.”

“Lainnya?”

“Soal menteri serta pemuka parpol dan pendukung yang dulu menginginkan saya menjabat tiga periode, tempo hari sudah saya tegur satu per satu, via telepon lalu saya panggil. Silakan tanyai mereka satu per satu.”

“Cuma itu?”

“Tidak benar saya main mata dengan PSI lalu menyuruh mereka memasukkan Kaesang melalui jalur mi instan, untuk nantinya bekerja sama dengan Gerindra berikut koalisinya mendukung Gibran, sekalian menjadi jalan bagi PSI untuk masuk Senayan. Coba saja dicek ke PSI dan Gerindra, juga anggota koalisi.”

“Apa lagi, Kam?”

“Tidak benar saya jadi penulis orkestrasi sekalian konduktor bagi koalisi besar yang dipimpin Pak Prabowo, lalu nanti untuk mengawal beliau dan Gibran saya jadi menteri senior. Memang saya suka Metallica yang diiringi San Fransisco Symphony, tapi itu tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Silakan tanya setiap pemimpin partai di koalisi itu.”

“Kalo wartawan nggak percaya, nggak puas, lalu mendesak terus?”

“Ya aku akan bilang, ‘Anda tidak percaya itu masalah Anda, bukan saya. Tapi kalau Anda semua masih penasaran, silakan bertanya langsung kepada presiden!’.”

“Kam, kamu udah nebus obat? Kalo obatmu habis, biar aku pesenin online. Foto resep dikirim ke aku.”

¬ Gambar praolah: BPMI Setpres

Tinggalkan Balasan