Ada janda, bukan duda, dalam sejumlah lagu, menyerap topik dunia gibah dalam masyarakat. Lalu soal anak Cina bagaimana?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Dari siaran daring Radio Mendut, Karanganyar, Jateng, saya mendengar lagu dangdut menyebutkan “janda muda” lalu “anak Cina”. Saya tak tahu itu lagu siapa, tapi merasakan akar lagu Melayu dalam gambus.

Oh, rasa-rasanya saya pernah mendengar lagu itu dibawakan grup gambus tetapi saya tak menyimak liriknya. Kalau bukan dalam sebuah resepsi pernikahan di Jalan Kramatjati, Jaktim, sepuluh tahun silam, oleh musisi Condet, ya tahun sebelumnya di Gandaria City, Jaksel.

Saya sempat merekam potongan lagu di radio, lalu saya cari dengan bantuan Google. Ternyata judulnya “Pantun Janda”, dibawakan oleh Niken Salindry.

Lagu itu ciptaan Ami Hadi (Abdul Hadi Mahdami, 1917—2004), seorang musikus gambus Melayu. Ada banyak versi cover di YouTube.

Saya belum tahu kapan “Pantun Janda” digubah. Namun jika diciptakan tahun ini mungkin ada yang berkeberatan karena subjeknya adalah janda muda, dan dalam sampiran pantun ada “anak Cina”. Sekali lagi: mungkin. Dalam perhelatan tak ada perempuan memprotes, bahkan ada yang bergoyang.

Perihal anak Cina ada dua versi sampiran namun saya tak tahu manakah yang benar. Versi pertama: anak Cina, anak Cina berkawan-kawan / Hati takut, hati takut jadi berani / Lihat janda, lihat janda kayak perawan / Hati takut, hati takut jadi berani

Versi kedua: anak Cina, anak Cina, membuat peti / peti dibuat, peti dibuat sehari tiga / andai nona, andai nona umpama roti / saya ‘kan makan, saya ‘kan makan tanpa mentega

Adapun soal janda juga ada dua versi. Pertama: ada janda mati lakinya. Kedua: ada janda pergi lakinya.

Soal janda dalam lagu sejak dulu memang ada. Anak-anak kecil pun pada abad lalu menyanyikan lagu Mus Mulyadi “Ana Randha”, artinya ada janda.

¬ Hak cipta foto Ami Hadi: belum diketahui

Perawan Lebih Menawan, Janda Lebih…

5 thoughts on “Janda ditinggal mati suami, anak Cina membuat peti

  1. Seketika langsung teringat istilah “janda pirang”. 🤭
    Stigma “janda” di Indonesia masih terkesan negatif ya Mas. Sedih mengetahuinya, kasihan.
    Padahal banyak diantaranya yang merupakan perempuan berdaya guna 😊

    1. Yah begitulah. Janda buat candaan.
      Tempo hari sekelompok bapak muda ditegur dua ibu, buat apa sih merokok, cari penyakit aja.
      Salah satu bapak menjawab, “Kita nggak cari penyakit, Umi. Kita cari janda.”
      Ibu-ibu malah tertawa.

      Saya menegur, jangan gitu ah bercandanya, apalagi belum lama ini banyak orang jadi janda karena Covid-19.

      Ibu-ibu itu pun malu dan salting. Si bapak muda minta maaf.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *