Adakah kuburan anjing dan kucing di kota Anda? Membuang jasad ke kali bukan solusi. Lalu siapa yang harus mengurusi kucing liar mati?
↻ Lama baca 2 menit ↬

Penguburan Polo anjing kesayangan keluarga Projo Danoedoro

Pagi menjelang pukul setengah sepuluh, Senin Pon 31 Juli kemarin, perjalanan hidup Polo berakhir di sebuah klinik hewan di Yogyakarta, karena dia sudah uzur. Usianya sebelas tahun. Menurut dokter yang merawatnya, untuk anjing jantan seperti Polo itu usia tujuh tahun pun sudah tua untuk manusia.

Keluarga adik saya pun berduka karena salah satu anggotanya akhirnya selesai. Polo mengisi kehidupan keluarga itu sejak anak bungsu masih SD.

Penguburan Polo anjing kesayangan keluarga Projo Danoedoro

Pihak klinik membungkus jasad Polo dengan kain putih. Setelah itu keluarga yang membesarkannya tak melihat lagi sosoknya.

Penguburan Polo anjing kesayangan keluarga Projo Danoedoro

Secara umum, makin besar ukuran jenis anjing makin pendek usianya, 10—13 tahun. Jika merujuk arsip Fetch WebMD, sebelas tahun usia Polo itu setara 65 tahun usia manusia.

Infografik: Tabel perbandingan usia anjing dan manusia

Sedangkan untuk perbandingan usia kucing dan anjing sila lihat laman Petcare Australia.

Infografik: Tabel perbandingan usia kucing dan manusia

Tak ada hidup langgeng. Masalahnya di manakah akan mengubur Polo? Halaman rumah keluarganya, di barat kota, sudah tertutup semen. Tetapi ada solusi: halaman rumah ibu saya, sejauh tiga belas kilometer, di Gondokusuman. Berdekatan dengan kuburan dua anjing lain, Polo ditanam di sana. Disaksikan keluarganya dan ibu saya yang berusia 90 tahun.

Saya pernah mengalami hal serupa. Anjing saya, masih kanak-kanak, mati pada 2002 lalu kami kuburkan di kebun rumah teman. Tak ada tempat menguburkan di rumah kontrakan saya. Solusi cepat murah saat itu, padahal saya tak di rumah, adalah menerima tawaran teman yang baik hati — bukan di Pondok Pengayom Satwa, Ragunan, Jaksel yang juga memiliki krematorium (¬ lihat arsip Kompas.com, 2019).

Kremasi anjing di Pondok Pengayom Satwa, Jaksel

Setiap kota memang harus memiliki kuburan piaraan. Tak hanya anjing tetapi juga kucing. Masalahnya, rumah setiap orang makin kecil, halamannya kian sempit, bahkan tak ada yang terbuka. Lalu bagaimana dengan bangkai kucing termasuk kucing liar?

Lagu dolanan lawas Jawa ada yang tidak edukatif: é, dayohé teka / é, gelarna klasa / é, klasané bedhah / é, tambalen jadah / é, jadahé mambu / é, pakakna asu / é, asuné mati / é, buangen kali

Tamunya datang, gelarlah tikar, (tapi) tikarnya jebol, tamballah dengan juadah, (tapi) juadahnya basi, (maka) berikanlah kepada anjing, (ternyata) anjingnya mati, (maka) buanglah ke kali.

Adakah tempat penguburan piaraan di kota Anda? Jawaban yang bermaksud melucu belum tentu bisa dimaklumi setiap orang karena sikon tak berkesesuian: boro-boro anjing sama kucing, buat ngubur manusia aja susah.

Penguburan Polo anjing kesayangan keluarga Projo Danoedoro

¬ Foto-foto Polo dan penguburan: Keluarga P.D., Sleman, DIY

6 thoughts on “Kerepotan untuk menguburkan anjing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *