Saya baru tahu ada bungkus teh berwarna keemasan dari Poci. Namun ada satu hal yang mengesankan saya. Yaitu slogan. Jangan Lupa Nikmatnya Teh.
Saya tak tahu sejak kapan slogan itu diterapkan oleh jenama kelahiran 1940 ini. Mungkin sudah lama namun saya tak memedulikan. Jangan lupa nikmatnya teh, sederhana nian. Ada klaim diri tersamar bahwa si produsen adalah ahlinya teh, tak peduli bahwa jenama lain, sebagai kompetitor, juga boleh bicara kenikmatan teh.
Namun slogan itu masih kalah daripada KFC Indonesia: Jagonya Ayam! (pakai tanda pentung). Slogan yang sangat mengindonesia karena di lingkup mondial adalah It’s Finger Lickin’ Good, namun saat pandemi slogan itu kurang ramah prokes, lalu diganti Every Little Helps (¬ Mediamove) .
Orang tahu yang mereka maksud adalah daging ayam goreng. PT Fast Food Indonesia Tbk (kode: FAST), yang didirikan keluarga Gelael, dengan komposisi terakhir 40 persen saham milik keluarga Gelael, sedangkan yang 35,84 persen dimiliki grup Salim, sehingga mereka pemegang saham mayoritas (¬ IDX) , bukanlah peternak ayam apalagi penyelenggara adu jago. Memang sih pernah ada jaringan penjual ayam goreng yang menguasai hulu hingga hilir, sejak pakan ayam, bibit ayam DOC, hingga gerai restoran ayam.
Lalu teh cap Poci punya siapa? Grup Sosro. Artinya Poci bersaudara dengan Teh Botol, McDonald’s Indonesia, air kemasan Prima, dan jaringan hotel Rekso.
Ada satu hal lain yang mengesankan saya: bintang merah. Ini juga baru saya sadari. Pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an ikon bintang merah itu digemari. Bahkan Calvin Klein pun sampai mencomot ikon itu.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
4 Comments
Pasti kalah nikmat oleh teh ini https://skoyndembik.wordpress.com/2021/12/23/bukan-teh-nasgithel-tapi-wasgithel/ 😁
Percaya 👍💐
Tapi paling nikmat, mungkin, blontea yang terbikin oleh kawan Paman itu.
Oh tentu 👍💐