Setelah ada ponsel berkamera saya menduga banyak orang, terutama yang gemar berswafoto, tahu cara berpose senyum.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kelas pelatihan tersenyum di Jepang

Sekian lama terbiasa bermasker di tempat umum, apalagi saat pandemi, mengakibatkan banyak orang Jepang sulit tersenyum di depan orang lain. Maka menurut Reuters, ada kelas pelatihan untuk tersenyum. Ada pemampangan anatomi mulut dalam kelas.

Orang bilang, senyum itu bahasa universal. Tentu tergantung kapan dan di mana. Dari sejumlah video di YouTube ada saja kesaksian orang Indonesia di luar negeri, atau kesaksian warga lokal di sebuah negeri yang kebetulan dapat berbahasa Indonesia, bahwa senyum tak tersedia segala waktu dan cuaca, apalagi terhadap orang tak dikenal.

Senyum memang universal, tetapi tergantung sikon juga. Maka penyeleksi talenta acara TV kadang kerepotan mencari orang yang mudah senyum dan tertawa lepas, pun mudah cemberut kecewa, untuk tontonan berbagi hadiah kejutan dan kuis. Kurang ekspresif, kata orang TV.

Bisa jadi meskipun girang, orang tak bisa tersenyum santai apalagi tertawa lepas karena tegang atau gugup. Persoalan bagi fotografer pun sama. Foto candid alias nyolong dengan lensa panjang kadang malah mendapatkan senyum wajar nan mencerahkan pemirsa foto.

Setelah ada ponsel berkamera saya menduga banyak orang, terutama yang gemar berswafoto, tahu cara berpose senyum.

Jika usia Anda di bawah 40, coba amatilah foto-foto lawas anggota keluarga yang lebih senior, termasuk orangtua dan opa oma, pada era fotografi berfilm, tetapi di luar pasfoto. Banyakkah yang tersenyum penuh bahkan tertawa lepas?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *