Julie Sutardjana, pengisi resep masakan di koran Kompas selama 50 tahun itu sudah berpulang 2021 lalu di Bandung, Jabar, dalam usia 99. Resep Nyonya Rumah adalah Julie. Demikian pula sebaliknya. Nama itu pula yang disematkan untuk kedainya. Jejaknya melekat di benak pencinta seni perdapuran Indonesia.
Ingatan tentang Nyonya Rumah saat membaca Kompas Minggu menggiring pikiran saya ke resep kuliner dari siapa pun pada era digital. Kini sudah lumrah jika orang sebelum memasak, bahkan selama memasak, mengikuti panduan dari internet dalam ponsel, terutama YouTube dan video Facebook.
Buku resep tipis, ber-art paper agak tebal, dengan jilid ring, dulu dibuat agar mudah dibuka dan disandarkan, antara lain di dapur. Kini dengan ponsel dan tablet ada suara dan gambar bergerak. Mengiris hingga menumis tergambar jelas. Untuk bikin kue, mengadon hingga memanggang terpandukan nyata.
Meskipun demikian, resep memasak berupa teks dan gambar diam masih tersajikan. Situs memasak, bahkan dengan aplikasi ponsel, masih bertahan. Demikian pula resep dalam kanal kuliner media berita daring — entahlah apakah si penulis “konten kreatif” sudah mempraktikannya. Buku resep memasak masih dijual. Reproduksi buku resep masakan jadul masih dijajakan.
Selama masih memasak sendiri, banyak orang — bukan semua maupun setiap orang — membutuhkan resep dan cara mengolah.
Di The New York Times digital, resep masak dan TTS itu opsional, pelanggan harus membayar ekstra. Pada akhir1990-an hingga awal 2000-an, resep daring yang laku di Indonesia, padahal tak ada hubungannya dengan kuliner, menurut kesan saya adalah The Anarchist Cookbook (¬ lihat Wikipedia).
2 Comments
Bikin jadi ingat menu-menu lezat (ehm!) di kedai istri saya. 😁
Percaya! 👍💐