Ketika polder dekat rumah belum jadi, tetapi pagar sudah dipasang, istri saya berkomentar, “Itu pagar apa nggak bahaya buat anak kecil?”
Kami tak berharap hal buruk akan terjadi, tapi setelah pagar jadi, demikian pula trotoarnya, ngeri membayangkan balita yang sedang kurang terawasi merapat ke pagar.
Mungkin kami tipe penakut. Pekan lalu, saat jalan sendirian, saya melihat anak laki sekira kelas dua tiga SD berdiri pada palang bawah pagar. Dia mengenakan sandal kulit yang lebih besar dari ukuran kakinya, bukan model sandal jepit. Saya takut telapak kakinya akan merosot ke bawah….
Mas Penjual Pecel saya minta menegur anak itu karena tampaknya dia mengenalnya. Dengan sigap, dia berteriak, “Hoiii Tong, turun! Jangan berdiri di situ! Bahaya!”
Untunglah anak itu menurut lalu meninggalkan lokasi.
Saya tak tak habis pikir kenapa pagar kolam besar dan dalam, yang mudah diakses publik, seperti menganga pada bagian bawah. Polder itu menjadi tempat rekreasi warga.