Ada juga penjual nan merdeka. Kapan dia menanggapi panggilan via ponsel itu sesuka dia.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Penjual pecel keliling dengan sepeda motor

Hampir semua penjual makanan dan jasa keliling berponsel. Banyak yang sudah memakai Android dan tentu WhatsApp. Lalu? Ternyata ada keragaman praktik berponsel di lapangan. Misalnya…

  1. Ponsel selalu aktif, pemiliknya responsif, via teks maupun suara — padahal ini membahayakan keselamatan dirinya
  2. Ponsel selalu aktif tetapi nada panggil kurang terdengar apalagi jika ponsel dimasukkan ke laci gerobak, maka terhadap pesan tertulis via WhatsApp dia tak peduli
  3. Apapun jenis ponselnya seringkali dia matikan dengan alasan tak mau diganggu saat berkeliling maupun ketika berhenti untuk melayani pelanggan — bukankah tanpa ponsel pun sudah laris?
  4. Memperlakukan ponsel dengan cerdas, lebih mengutamakan komunikasi dengan suara, bukan teks via WhatsApp — jika perlu begitu menerima pesan tertulis, dia langsung menelepon
  5. Penjual yang konsisten dengan ketidakberaturan: kapan dia menyalakan ponsel maupun menjawab panggilan dan pesan itu tergantung suasana hati

Saya pernah mendapatkan pengalaman dengan kelima jenis penjual itu. Perihal foto ilustrasi, itu benar. Karena naik motor, Mas Pecel mendahulukan pesanan via telepon, bukan yang posisinya terdekat. Dia tak ingin pemesan awal kehabisan.

Untuk poin kelima, saya mendapatkannya dari seorang remaja penjual nasi goreng. Gerobaknya bisa berhenti lama di sebuah tempat karena dia kongko, ngobrol, dengan beberapa orang yang bukan pembeli, ponsel dia taruh dalam laci. Saya pernah mengelilingi separuh kompleks mencari dia karena orang rumah malam itu sudah kelaparan, padahal sebelumnya dia bilang di telepon akan segera datang.

Si penjual itu polos, naif, ngeselin, tapi lucu. Kami selalu gagal memarahinya. Sudah sekian bulan dia menghilang. Rupanya dia tak hepi dengan pekerjaannya. Menurut bibinya, yang membuka warung bakmi dan nasgor, anak itu sudah pulang ke Bangkalan, Madura.

Itu tadi ponsel dari sisi penjual. Dari sisi konsumen hanya ada satu tipe: buat apa penjual punya ponsel kalau sulit dihubungi. Egoistis juga.

2 thoughts on “Penjual keliling dan kerepotan berponsel

  1. Mas penjual nasgor dan migor (mi goreng, bukan minyak goreng) yang tiap malam lewat depan rumah saya nyurung gerobak, mungkin masuk jenis ke enam, Paman : lebih gampang dihubungi via WA daripada panggilan suara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *