Banjir itu rumit. Jangan salahkan warga yang bilang, "Lantai rumah saya udah tinggi, 15 tahun lalu nggak pernah kebanjiran."
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Alfamart memasang tanggul untuk menghadang air dari jalan

Bukan hal baru: memasang tanggul pada emper maupun teras di depan pintu masuk rumah maupun toko. Orang yang akan masuk maupun keluar harus melompati tanggul. Apa boleh buat, ini solusi yang jauh lebih murah ketimbang meninggikan lantai bangunan.

Tanggul di depan pintu minimarket

Misalnya tinggi plafon dari lantai 2,75 meter, lalu lantai dinaikkan 50-70 cm pasti merepotkan — apalagi jika menyangkut peturasan dan dapur. Bayangkan jika penghuni rumah lebih tinggi dari pebasket NBA di Washington Bullets pada 1990-an: Gheorghe Mureșan (2,31 meter).

Warung tanggul di lahan bergaya Belanda

Di kawasan saya bertambah lagi bangunan, berupa toko, yang menanggul akses masuk keluar. Saya memotretnya kemarin magrib. Malam sebelumnya, lagi-lagi, minimarket itu kemasukan air setinggi mata kaki karena jalan di depannya menjadi kali.

Keran pembuang air banjir dari dalam rumah

Padahal Alfamart yang itu lebih tinggi dari rumah tetangga yang lebih dahulu ditanggul atau saat renovasi lantainya dipertinggi. Bahkan pelataran mini toko pun agak menanjak. Sepeda saya bisa melorot saat saya parkirkan.

Bersiasat menyambut banjir

Air masuk yang “halah cuma setinggi mata kaki” akan menjadi humor hitam nan tega jika diterapkan pada lantai dua. Banjir di tempat lain sudah membuktikan.

Alfamart memasang tanggul untuk menghadang air dari jalan

Keanehan nan wagu dalam dua kali banjir di titik itu adalah justru masih terjadi setelah polder jadi namun belum difungsikan. Pompa air pun tampaknya belum terpasang.

Gardu listrik mengantisipasi banjir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *