Kenapa beberapa kali saya menulis soal iklan obat kuat dan atau penambah ukuran alat kelamin pria? Karena aneh dan lucu. Memang sih kadang cara beriklannya vulgar. Apa boleh buat. Kelompok produk macam ini, dan konsumennya, rupanya suka blak-blakan.
Tadi dari sebuah laman situs berita saya lihat iklan penambah ukuran batang, tepatnya menambah panjang penis. Dimensi hanya dibatasi pada panjang. Diameter tak dibahas. Penjual bilang, produknya dipercaya dokter dan apoteker. Weleh.
Seperti biasa, iklan obat kuat dan penambah ukuran itu aneh, lucu, dan… memang vulgar sih. Ada pasarnya. @blogombal pic.twitter.com/87w0fhtnsi
— Gambar Hidup (@gbrhdp) February 20, 2023
Produk yang menjanjikan penambahan panjang, bahkan pada pemakaian pertama kali, ini berani menggaransi uang kembali. Entahlah bagaimana prosedurnya, apakah harus menyertakan video before and after secara japri ataukah melalui media sosial.
Opsi pertama saja, via japri, bikin malu apalagi jika diumumkan untuk publik. Siapa sih yang mau sial dua tahap, ditertawakan dan disukurin, bukannya dibela dengan semangat solidaritas konsumen? Pasangannya pun ikut malu.
Di BPOM, sudah saya cek, produk ini memang sudah terdaftar. Statusnya adalah kosmetika. Berarti semacam obat ganteng seperti halnya pomade dan pembersih wajah?
Untuk testimoni, berupa tangkapan layar WhatsApp, tentu saja isinya aneh-aneh, dari istri menjadi suka mainan baru hingga berteriak-teriak — oh, apakah ini bukan karena tersiksa?
Seperti biasa, terhadap aneka produk yang menjanjikan penambahan ukuran saya selalu membatin adakah cara undo atau back, intinya restore to original condition?
Repot juga kalau one-way ticket. Sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang; sekali batang bertambah panjang, rasa sesal harus dibuang.