Jangan-jangan rumah pegawai pemda, bahkan rumah orang yang kemudian jadi kepala daerah maupun anggota DPRD, ada yang tanpa IMB.
↻ Lama baca 2 menit ↬

Keran pembuang air banjir dari dalam rumah

Di sebuah rumah kosong, karena penghuninya pergi, tadi saya mendapati ada keran plastik dan pipa PVC menembus tanggul di depan pintu. Saya menyimpulkan instalasi itu untuk membuang air saat rumah kebanjiran. Kawasan di situ ramah banjir. Bikin tanggul adalah solusi darurat sebelum meninggikan lantai rumah.

Lingkungan terus berubah. Sumur makin dalam, sehingga orang bisa kesulitan air bersih saat kemarau, tetapi saat musim hujan air mudah sekali menggenangi halaman rumah, bahkan masuk ke dalam bangunan, kadang malah melalui saluran buang dari kamar mandi.

Saya tak tahu kenapa di banyak tempat ada saja pengembang yang mengabaikan topografi. Demi penghematan? Dari sisi bisnis dianggap wajar namun sebenarnya fungsi negara ditantang: bukan cuma bagaimana bikin regulasi tetapi juga bagaimana menegakkan.

Amdal atau apalah namanya di beberapa wilayah mungkin hanya lampiran untuk menggenapi formalitas perizinan. Jika perumahan dibangun di atas lahan yang lebih rendah dari jalan, apalagi bertetangga dengan hamparan lahan yang lebih tinggi, mestinya ada hal yang harus dipikirkan matang. Itulah perlunya pengawasan dan pembinaan (bukan pembinasaan).

Soal IMB? Saya tak tahu apakah gambar rancangan rumah dikaji oleh pemkot dan pemkab. Rumah bikinan pengembang, dan terutama bikinan perorangan, ada saja yang ketinggian lantai nol cuma berselisih tak sampai 20 cm dari halaman. Padahal halaman cuma 10-15 lebih tinggi dari jalan.

Ketika di kemudian hari jalan sepak rumah dibeton pasti permukaannya menjadi lebih tinggi. Padahal air mengikuti hukum alam: mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dalam urusan hukum alam ini, tentu tidak bijak jika pemerintah menutup mata jika ada sebuah kompleks dan bangunan besar secara alami membiarkan air hujan mengalir ke kampung dan kompleks yang lebih rendah.

Pemerintah tidak boleh hanya menyalahkan pembangun rumah, silakan ditanggung sendiri akibat bikin rumah tanpa wawasan. Tetapi ya bagaimana, IMB saja boleh diabaikan saat membangun rumah baru apalagi saat renovasi. Jangan-jangan rumah pegawai pemda, bahkan rumah orang yang kemudian jadi kepala daerah maupun anggota DPRD, ada yang tanpa IMB.

Maka tengoklah kampanye pilkada, khusus yang di tingkat kota dan kabupaten, kandidat mana sajakah yang bicara amdal sejumlah sektor?

Adakah kandidat yang berjanji akan menegakkan aturan IMB? Jika ada, dia tak akan terpilih.

Ada lho kandidat yang lebih tertarik membahas akhlak susila, ibadah formal, dan etiket sektarian, tetapi korupsi dan masalah lingkungan bukan dianggap sebagai bagian dari akhlak. Taat mengantre, dan menutup pintu minimarket sambil memastikan adakah orang di belakang, juga tak dianggap sebagai kesalehan sosial.

Keran pembuang air banjir dari dalam rumah

4 thoughts on “Keran pembuang air banjir dari dalam rumah

  1. Pintu keluar-mssuk rumah saya di lantai atas ada tiga, bagian bawah dua dari tiga pintu itu (samping kiri kanan) juga saya tanggul tapi tanpa keran dan pipa PVC.

    Saya bikin tanggul gara-gara kalau hujan deras, air hujan yang mengucur ke teras kemudian masuk ke dalam rumah sehingga bikin genangan. Juga, karena tempias.

    Itu gara-gara kontraktor/pemborong rumah ndembik. Setelah rumah jadi, pas hujan deras, ketahuan ada masalah itu. Saya komplain, pemborong ngomong ngalor ngidul, antara lain mestinya pakai awning (tapi saat membangun tidak pernah bilang harus dilengkapi awning).

    Karena saya ogah tambah biaya lagi untuk awning, akhirnya saya tanggul bagian bawah dua pintu.

    BTW nggak nyambung dengan konten Paman karena yang terjadi di rumah dalam foto Paman bukan di lantai atas, dan penyebabnya adalah masalah lingkungan dll, termasuk drainase.

    1. Tempias itu masalah umum. Kadang melebihi asumsi dalam perencanaan. Sebuah tempat pusat seni, yang dirancang tiga arsitek top, termasuk yang kemudian jadi gubernur, juga bisa tempias.

      Rumah teman saya, hasil rancangan arsitek top — dia yang pilih klien, bukan sebaliknya — juga bisa rembes dan bocor.

      Lubang ventilasi rumah saya akhirnya sebagian saya tutup kaca krn tempias.

      1. Yang ngeselin dan ndembik, waktu membangun, kontraktor tidak pernah bilang bahwa lantai atas memerlukan awning. Baru setelah air tempias banyak, dan bikin banjir/genangsn di dalam rumah, saat saya komplain jawabnya, “lha itu memang harus pakai awning”.

        1. Ya begitulah.
          Kadang ada pemborong gitu.
          Saya beruntung dapat pemborong bagus, bisa baca gambar, bisa manajemen proyek, nggak ada material numpuk di jalan karena material datang sesuai kebutuhan, setiap sore jalan depanmu rumah bersih. 🙏

          Sekarang dia sdh sepuh tapi masih bregas. Bulan puasa lalu saya bersua dalam buka bersama. Ngobrol lama. Dia tanya, “Dospundi Mas Antyo, ada keluhan soal rumahnya?”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *