Syahdan, korban banjir di sebuah desa heran ketika kangkung dibawa ke dapur umum. Tak suka karena tak terbiasa.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ternyata kangkung bisa dimakan

Jangan langsung menuduh saya belagu, kemlinthi, mbagusi, dan sebangsanya. Judul yang saya buat itu hanya menirukan ucapan orang. Saya sih doyan kangkung (Ipomoea aquatica) tetapi bukan penggemar berat. Pagi ini saya membantu istri methili, artinya menyortir dan membuang tangkai kangkung, untuk membuat brambang asem.

Suatu kali, sudah lama sekali, seorang pegawai kecamatan di sebuah kabupaten di Jateng Utara menceritakan kebiasaan warga sebuah dusun yang desanya kebanjiran. Saat Bu Pegawai itu ke lokasi, membantu dapur umum, dia mendapati warga yang heran melihat daun kangkung akan dimasak.

Saya agak tak percaya, “Lalu selama ini kangkung mereka apakan, buat pakan kelinci atau kambing? Bukannya kangkung bisa tumbuh di pinggir kali?”

“Embuh. Nyatanya mereka bilang nggak ada yang nanam kangkung,” sahut ibu itu.

Misalnya cerita itu benar, bagi saya ajaib. Di kawasan lain di Indonesia mungkin ada yang kurang akrab dengan kangkung, seperti warga pesisir di sebuah pulau yang pernah asing dengan lele.

“Uh, dulu lele dihina-hina, Paman. Tapi lama-lama kami bisa juga makan pecel lele yang dibawa orang Jawa itu. Hahahaha,” kawan saya dari Palu, Sulteng, berkisah. Sayang saya tak menanyakan kangkung.

Nah, saya berpengandaian karena Pulau Jawa padat, dan penduduknya nggragas, maka banyak tumbuhan bisa masuk dapur lalu terhidangkan di meja makan, termasuk kangkung dan jantung pisang. Bahkan ampas tahu pun jadi lauk, yaitu gembus. Tetapi orang Asia lain juga ada yang akrab dengan kangkung, bukan?

Ternyata kangkung bisa dimakan

Begitu akrabnya sebagian masyarakat dengan kangkung sehingga menjadi lagu dengan sekian versi lirik. Ihwal bahaya kangkung bagi pengidap asam urat tinggi, sila simak penjelasan dalam Alodokter.

2 thoughts on “Ternyata kangkung bisa dimakan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *