Dalam hal apa kita kita melibatkan kata maksimum, maksimal, optimum, dan optimal? Memang agak membingungkan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Arti maksimum, maksimal, optimum, optimal

Saya ganteng, bukan cantik, karena saya pria. Tetapi kegantengan saya pada tingkat minimal. Tak perlu saya sebut “paling minimal” maupun “palingan minim”. Untuk menghibur diri, saya bisa mengatakan diri saya “minimal seganteng lelaki paling buruk rupa di kampung sebelah”.

Saya teringat kerepotan memilih kata “maksimal” dan “maksimum” justru di minimarket. Setahu saya, istilah pada rak itu tepat: “ganteng maksimal”. Artinya ganteng pol. Sudah paling atas dalam kegantengan.

Arti maksimum, maksimal, optimum, optimal

Memang agak membingungkan. Setahu saya sih “maksimum” biasanya diikuti jumlah atau besaran. Yakin? Nggak juga. Saya kadang berkalimat “melebihi batas kecepatan maksimum” tanpa menyebut angka. Artinya saya tak taat asas.

Dari sisi ekonomi kata sih tak perlu kata “batas” untuk menyertai “kecepatan maksimum”. Kalau menuruti kaidah baku dalam bahasa Inggris memang ada “maximum speed limit for cars” (¬ WHO).

Bahasa Inggris juga mengenal kata sifat “maximal” tetapi saya jarang mendapati dalam tulisan berita maupun artikel ringan. Ehm, saya lancang menyimpulkan demikian karena bacaan saya terbatas.

Arti maximum dan maximal dalam bahasa Inggris

Istilah yang mengandung “minimum” dan kita akrabi adalah “upah minimum”, untuk provinsi dan kota.

Kalau “ganteng optimal” dan “ganteng optimum”? Silakan Anda timbang. Yang pasti keduanya tak berarti pol karena ada prinsip keseimbangan, misalnya dari segi biaya dan capaian.

Rumit, bukan?

Bukan, kata ahli bahasa dan guru bahasa Indonesia. Saya sih bukan tergolong keduanya. Jadi posisi saya aman.

Juga aman jika menggunakan “setidaknya”, “paling sedikit”, dan “paling banyak”. Bahasa hukum, misalnya dalam KUHP, memakai “paling lama” untuk ancaman hukuman maksimal eh maksimum eh embuh. Untuk denda adalah “paling banyak”.

5 thoughts on “Ganteng yang maksimal, maksimum, minimal, minimum, optimal, dan optimum

  1. Ehehehe. Pertama kali paham beda kata “maksimal” dan “optimal” adalah saat SMP pas pelajaran Fisika, kalo gak salah.
    Bapak Guru menganalogikan dengan karet yang ditarik. Yang ditarik maksimal alias sampe mentok, bisa bikin karet pedhot. Tapi kalo optimal tuh, just right, PAS lah.
    Eversince, saya selalu memilih untuk OPTIMAL dibandingkan MAKSIMAL. Ehehe.

    Aya aya wae Mas artikelnya. Lucu 😅👍

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *