Teks panjang dalam ketas maupun layar itu kemasan usang. Video dan teks pendek lebih relevan untuk ponsel.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Video obrolan atau wawancara itu untuk didengarkan

Ucapan selamat tahun baru dari Penthol Rèkjrès via telepon disertai bonus, “Selamat tinggal era membaca. Media online akan sekarat, orang lebih suka liat video, Oom!”

Kamso tertawa.

Lalu Penthol jelaskan, “Sama-sama time consuming, video sama gambar, ditambah tulisan pendek kayak di Twitter itu udah cukup, bisa bikin well informed. Diskusi di socmed juga ringkas kalo ada gambar dan video. Maaf Oom, cuma orang old nggak move on yang bahas isi buku.”

Kamso tak membantah.

Ketika Penthol menyebut orang nge-share isi buku atau mendiskusikan teks panjang di laman web itu tak produktif, juga tidak entertaining, Kamso tertawa lagi.

“Kalo menurut Oom Kam gimana?”

“Ya nggak gimana-gimana.”

“Jangan gitu dong, Oom. Komen dong.”

“Baca kertas sama layar, liat ini itu di jalan, nonton video, dengerin musik dan podcast, berkomunikasi sama tetangga, penjual, dan orang di jalan, itu saling melengkapi.”

“Jadi Oom Kam selain baca juga suka nonton video?”

“Kalo pendek dan cocok aku tonton. Kayak di Twitter, YouTube, dan IG, lalu TikTok. Dari yang lucu sampe tips ini itu. Lebih ringkas ketimbang tips panjang di koran online yang nggak sepintar Wikihow.”

“Kalo video panjang?”

“Tergantung keperluan. Kadang aku liat ke transkripsi, kalo ada yang perlu aku cek tinggal klik. Obrolan Dewa Budjana itu bagus, kadang kayak wawancara di majalah. Gita Wirjawan bagus tapi panjang banget, untung ada pembagian chapter.”

“Oh, ya?”

“Obrolan Gita dengan Sri Mulyani, Romo Magnis, Helmy Yahya, dan Ardhito Pramono, secara terpisah sih, asyik tuh. Kadang aku nggak langsung nonton sekali habis. Seringnya video ngobrol aku perlakuan sebagai radio, cuma aku dengerin. Misalnya CokroTV kalo topiknya cocok. Gitu juga Rhenald Kasali dan Josef Wenas.”

“Gita? Cantik, Oom? Kapan itu denger waktu ngopi, ada orang bahas dia, katanya Gita itu musisi, wawasannya luas.”

¬ Gambar praolah: katemangostar ~ Freepik

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *