Selama ini saya jarang memperhatikan informasi detail pada papan nama proyek fisik. Padahal tulisannya rapi, mudah dibaca — orang sederhana menyebutnya “ada bacaan di papan”. Kenapa?
Mungkin karena kandungan informasinya terlalu banyak, dalam tata letak yang dingin, bukan seperti poster, maka mata saya hanya melihatnya sekilas, apalagi kalau sambil jalan. Alhasil saya baru tahu kalau dalam papan nama proyek fisik, seperti pembuatan polder di area saya, ada info durasi pelaksanaan dalam satuan “hari kalender”.
Saya pikir tak hanya saya. Anda pasti juga. Kalau belum ada kepentingan langsung takkan membaca informasi terperinci.
Hari kalender, seperti tampak dalam foto di atas paragraf pertama, berbeda dari hari kerja. Hari kalender itu ya jumlah hari dalam sebulan. Bisa 31, 30, 28, dan empat tahun sekali ada yang 29 hari. Tak kenal hari libur.
Di atas kertas, tanggal merah tak dihitung. Tetapi masa sih Lebaran dan tahun baru dianggap hari kerja? Dalam pemahaman saya, yang dihitung adalah rentang waktu pengerjaan, bukan presensi pekerja dari hari ke hari. Tolong Anda koreksi kalau saya salah paham.
Lalu apa pula dana bagi hasil provinsi yang disebut dalam papan? Ini adalah duit dari APBN untuk provinsi yang didapatkan dari pajak dan pendapatan lain nonpajak. Kalau tak salah begitu.
Hmmm… ada faedahnya menepikan sepeda di depan teras orang, yang ditanggul karena sering kebanjiran, lalu membaca papan proyek. Semoga kelak setelah polder depan rumah jadi, teras itu tak menjadi pintu masuk air dan lumpur.
3 Comments
Andai saya editor, dan Paman reporter, maka setelah polder jadi saya akan menugasi Paman datang lagi ke depan teras rumah orang yang ditanggul karena kebanjiran itu. Untuk bikin konten apakah depan teras tak menjadi pintu masuk air dan lumpur, ataukah sebaliknya.
Andaikata….