↻ Lama baca < 1 menit ↬

Beberapa hari lalu saya mengutip seorang warga dalam berita Kompas, dia melewati trotoar seperti berjalan di tepi jurang. Dahulu, sampai akhir 2016, di Jalan Jatibaru, Jakpus, ada ruas trotoar sempit, yang diapit riol sedalam satu setengah meter dan jalan aspal. Pejalan kaki bisa tercebur got, atau terserempet kendaraan karena turun ke jalan aspal.

Untunglah, oleh Gubernur DKI Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama banyaknya trotoar dibenahi. Termasuk yang di Jatibaru.

Setelah trotoar lebar dan nyaman, bukan hanya sepeda motor yang girang karena dapat memanfaatkan lajur pedestrian untuk menghindari kemacetan di jalan aspal, tetapi juga penjual pelek bekas yang sudah berjualan sejak abad lalu karena akhirnya memiliki lapak yang lega tanpa hirau pejalan kaki.

Itulah Indonesia, negeri dan bangsa yang konon religius dan menjunjung akhlak tetapi abai kesalehan sosial.

Trotoar yang Terlalu Sempit untuk Berpapasan

Trotoar itu Kini Bisa untuk Berpapasan

Trotoar diperlebar supaya motor lancar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *