Ada yang bilang hari ini Hari Bloger Nasional. Lalu?

Yang namanya hari anu dan hari lain yang menyematkan nama bukan hari adalah cara mengingat sesuatu. Maka Hari Bloger Nasional (HBN), setiap 27 Oktober, adalah cara mengingat pernah ada geliat sosial bernama blog dan ngeblog. Entahlah apakah HBN diakui oleh negara.

Jangankan sekarang, dahulu pun ngeblog itu bisa disebut dalam ungkapan Jawa “Ora ngeblog ora pathèkên“. Artinya, nggak ngeblog nggak sakit patek (Framboesia tropica).

Maka kalau ngeblog pernah dibilang tren sesaat, sejak dulu saya tak bersepakat karena ngeblog tak pernah jadi tren. Jarang orang bertanya, “Blogmu apa?” Setelah menanyakan nomor ponsel adalah menanyakan pakai nama apa di Facebook karena ada banyak nama Bambang, Ahmad, Sri, dan Cindy. Setelah itu menanyakan akun di Twitter dan Instagram. Kalau akun di Linkedin lebih mudah dicari dengan catatan nama lengkap sasaran tak banyak kembarannya.

Kalau di Plaxo? Halah ini belum pernah ngetren lalu dilibas Linkedin. Kini orang tak punya akun Linkedin dianggap terlalu mandiri dan sekaligus menyendiri. Layanan lain kurang dikenal khalayak Indonesia adalah posting gambar ke TextAmerica sebelum ada Twitter dan Instagram, melalui MMS. Terlalu mahal biaya dari Indonesia ke Amerika.

Hubungan Plaxo, TextAmerica, dan ngeblog? Sama-sama tak diketahui apalagi diminati banyak orang.

Tetapi ngeblog, melalui platform apapun masih mendingan; sebagai nama aktivitas lebih banyak yang tahu jika dibandingkan nama platform dan situs Plaxo serta TextAmerica. Kalau di Tumblr dan Twitter aktivitasnya tak disebut ngeblog. Di Instagram juga. Istilah microblogging kurang menyengat benak. Microwave lebih dikenal, terutama sebagai oven.

Mengapa saya ngeblog lagi

Jadi, masih ada yang baca blog sampean?