Rezeki memergoki serangga

Ini lebay dan personal banget. Jadi jangan meneruskan baca apabila Anda tak berminat.

Tadi sore akhirnya saya lakukan hal yang selalu terlupa, yaitu memotret bunga tanaman lidah katak lagi karena saya lihat tangkainya lebih panjang dan bunganya lebih mekar.

Kemarin sudah ada niat, tetapi ponsel ada di dalam rumah. Lalu ingat lagi rencana itu malam, padahal sedang saya sedang memegang ponsel. Tadi pagi ingat, tetapi ponsel masih saya matikan sejak semalam. Saya malas menghidupkan ponsel hanya untuk memotret iseng.

Akhirnya tadi sore kesampaian. Saat membidik pada jepretan ketiga saya saya melihat ujung sayap serangga kecil, lebih besar daripada lalat hijau, di balik batang. Lalu saya pun mengubah sudut bidik agar serangga terlihat. Oh, berhasil. Senang saya.

Bukan hanya berhasil. Ketika saya beringsut, untuk memperbaiki sudut bidik, serangga itu diam saja. Bahkan ketika saya mendekatkan ponsel, dia tidak pergi. Makin girang saya.

Saya mendekat lagi. Lensa ponsel saya setel makro. Ponsel makin mendekati dia. Oh, dapat gambar lagi. Dari jarak tiga senti. Padahal yang tampak di layar saya sebenarnya agak gelap akibat layar LCD yang saya ganti KW.

Lantas, apa rezeki yang saya dapatkan? Bukan uang. Bukan barang. Namun bagi saya hal ini adalah keberuntungan. Niat hati memotret bunga ternyata juga mendapatkan foto serangga.

Memang hasil fotonya tak memuaskan, selain faktor ponsel juga angin sepoi yang menggoyang tangkai bunga. Apalagi ponsel tidak dalam genggaman tripod maupun monopod. Sulit mendapatkan gambar tajam, apalagi layar tak ramah mata, sehingga seperti untung-untungan. Banyak foto blur yang saya hapus.

Niat hati memotret bunga lidah katak, eh di sisi belakang ternyata ada serangga. Saya dekati dia tidak kabur. Saya anggap ini rezeki, dapat kesempatan, tak soal videonya jelek. pic.twitter.com/lzUlGqu6ZR

— Gambar Hidup (@gbrhdp) October 24, 2022

Saya menganggap kesempatan tak terduga memotret serangga entah apa ini adalah pertanda baik.

Belajar mengenali, belum sampai menyayangi apalagi mencintai si sosialis dan lainnya