Barang besar dan kecil dalam mahligai

Kompromi sip untuk suami istri dengan ego tinggi: masing-masing punya rumah, bukan cuma punya kamar tidur terpisah.

▒ Lama baca < 1 menit

Barang besar dan kecil dalam mahligai

Umumnya rumah tangga memiliki hiasan. Sesuai namanya, yakni hiasan, sebagian (besar) barang-barang itu tidak fungsional. Hanya untuk pajangan. Misalnya tutup botol dalam gambar, yang saya beli likuran tahun lalu, bukan di toko suvenir melainkan toko perlengkapan dapur di sebuah negeri, karena saya kurang menyukai toko cinderamata. Sebenarnya barang ini fungsional, tetapi sayang jika tutup beling ini dipakai di dapur.

Dalam perjalanan waktu, setiap rumah dengan aneka pernik itu merepotkan, terutama jika tak ada asisten, sementara pemilik rumah makin menua. Repot apa sih? Membersihkan.

Hiasan kecil itu butuh penataan khusus agar secara visual tersapu mata. Jika dia atau mereka bercampur barang besar, tampilannya akan tertelan hiasan besar. Ditaruh di rak khusus, kalau ukuran rak terlalu besar juga akan menenggelamkan sosok hiasan mungil.

Barang besar dan kecil dalam mahligai

Bagaimana jika hiasan kecil ditaruh dalam rak khusus untuk hiasan kecil?

Saya bukan ahli dekorasi, namun sejauh saya tahu penggunaan kaca memang mengurangi debu, dan aman dari keisengan anak kecil yang bertamu karena dorongan rasa ingin tahu, namun jika barang terlalu banyak akan membuat display terlalu meriah. Juga, nah ini dia, merepotkan pembersihan berkala.

Umumnya orang akan sayang jika semua barang, beli sendiri maupun oleh-oleh, tak dipajang, apalagi jika setiap benda punya nilai historis uang dapat diperbualkan.

Menurut saya, untuk barang banyak tetap ada solusi: dipajang bergiliran. Tuan dan nyonya rumah tidak bosan, tetamu juga. Misalnya piagam, seperti pernah saya usulkan kepada Pakde Dedi Dwitagama.

Memang ini persoalan tata kelola. Tak selamanya mudah jika dalam rumah tangga ada dua kapten. Kompromi bukan hal yang selalu gampang.

Solusi ideal ada tetapi mahal: minta arsitek merancang bangunan yang terbagi atas dua rumah tinggal, masing-masing untuk suami dan istri. Tjotjok untuk pasangan yang egonya kuat.

Barang besar dan kecil dalam mahligai

Lebih ideal jika sebuah bangunan terdiri atas tiga rumah tinggal. Yang satu untuk kepentingan kompromistis suami dan istri. Maka dalam ucapan selamat dan ikrar dalam pernikahan akan terlontar, “membangun tiga mahligai satu rumah tangga”. Tidak lumrah.

Mahligai adalah rumah dalam kompleks istana. Kita sering mendengar, bahkan mengucapkan kata itu namun kurang peduli artinya.

Barang besar dan kecil dalam mahligai

Rumah ramah anak — tepatnya: anak tamu

Hanya ingin, asal mau, bukan butuh, tapi ogah beli

Jangan beli alat kerja yang mirip mainan

Titit nglèmbrèh, sayap terbalik

Kedua wayang itu siapa?

Tak berubah, tetap memakai gelas untuk ATK

Kado manten: Burung enggang menggigit batang

Impulsif beli cuma karena ingin, bukan butuh

4 Comments

junianto Minggu 2 Oktober 2022 ~ 19.00 Reply

Untunglah tak banyak aneka pernik di rumah saya, pun tak sering ada tamu. Sehingga tak perlu membangun tiga (atau empat) mahligai satu rumah tangga.

Pemilik Blog Minggu 2 Oktober 2022 ~ 19.35 Reply

Lha yang di kedai itu banyak piring dan guci keramik 🙏😇

junianto Minggu 2 Oktober 2022 ~ 19.38 Reply

Lha itu kan di kedai, Paman.😁Bukan di rumah to?😬

Tinggalkan Balasan