Generasi lawas menikah dengan hadiah berupa barang. Di Jogja ada toko untuk menampung kado.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Benda kecil ini lebih tua dua tahun dari putri sulung saya. Tapi wadah tusuk gigi ini masih berfungsi. Padahal tuasnya sudah berkarat.

Saya menganggap si burung yang kedua matanya sudah copot ini sebagai enggang atau rangkong alias hornbill. Kami mendapatkannya sebagai kado pernikahan dari adik-adik saya.

Bagaimana cara dia yang tak berbaterai ini bekerja? Mari kita urutkan…

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Dalam keadaan biasa, alias standby, dia hanya tampak sebagaimana hiasan biasa.

Setelah kepalanya ditundukkan, dari bawah tatakan dia berdiri tersoronglah sebatang tusuk gigi melintang. Tentu dengan catatan kalau bagian dalam dari tatakan itu masih menyimpan tusuk gigi.

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Kalau kepala ditekan lebih rendah, paruh enggang akan mematuk tusuk gigi. Nah, saya tinggal mengambil tusuk gigi itu.

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Ya, memang mirip mainan. Saya bayangkan kalau warung makan menyediakan barang ini di setiap meja, para kleptomaniak — setelah bilang “Ih lutcyuuu” — akan membawa pulang dengan girang serasa pemenang lomba mengemplang barang.

Kado untuk pengantin berupa mainan fungsional berusia 30 tahun

Lalu sisi lain yang menarik dari barang ini?

Saya dan generasi saya adalah bagian dari para mempelai yang menerima hadiah berupa barang. Untuk membuka kado pun harus dibantu orang lain, kadang sampai hari berganti. Demikian pula pencatatan nya. Yang namanya kertas kado bisa dikilokan — kalau semua utuh.

Saya lupa apakah ada hadiah jam dinding, suatu hal yang dulu lumrah. Juga lumrah jika dulu sebagian (besar) kado itu akhirnya menjadi tanda terima kasih kepada sejumlah orang karena lebih mudah ketimbang uang. Lagi pula pengantin baru belum tentu sudah punya rumah (meskipun kontrakan), sehingga penyimpanan barang menjadi masalah.

Namun di Yogyakarta dulu ada toko aneka kado yang menerima barang dari pengantin untuk diuangkan. Lalu barang itu akan dibeli orang lain untuk menjadi kado lagi dan menjalani nasib yang sama, kembali ke toko. Entah sampai berapa kali.

Menarik kalau toko tersebut menerbitkan daftar 50 kado yang menjadi kado lagi.

4 thoughts on “Kado manten: Burung enggang menggigit batang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *