Setelah menggumamkan Bismillah, ibu di depan saya itu memencet layar. Roda virtual pun berputar. “Alhamdulillah, dapet poin,” ujarnya sambil tertawa kecil.
“Asyik,” kata saya, yang mengantre kasir Alfamart di belakang ibu itu.
Saya tak beroleh kesempatan memainkan wheel of fortune itu karena nilai belanja saya di bawah Rp75.000. Nilai transaksi saya cuma Rp10.000.
Gamification, ada yang sudah mengindonesiakannya menjadi gamifikasi, misalnya Wikipedia, memenuhi hasrat manusia sebagai homo ludens untuk bermain. Para sponsor pilkada dan mungkin pilpres bisa jadi termasuk itu. Demikian pula Warren Buffet yang tak menikmati kekayaan hasil bermain saham.
Di lokapasar, misalnya Bukalapak, juga ada roda keberuntungan Roda Rejeki. Ada pula klik barang berhadiah yang dimulai dari harga Rp1, yakni Serbu Seru, kalau pemain tak beruntung maka uang dikembalikan. Di Tokopedia, penanding Roda Rejeki adalah Tap Tap Kotak.
4 Comments
Bikin jadi ingat ini….
https://blogombal.com/2022/09/21/keajaiban-angka-lukas-enembe/
Kalo yang itu kelas superberat
Membantah yang superberat, tapi mengaku pernah berjudi di Singapura dan bilang “main-main saja” tanpa menyebut angka apakah sampai ratusan miliar atau berapa.
Eh, mestinya berkomentar di konten satunya, ya?
😇