Presiden Jokowi kemarin (20/9/2022) sudah membantah, takkan ada penghapusan daya pelangganan listrik PLN 450 VA — awam biasa menyebutnya 450 Watt — untuk diganti 900 VA.
Sebelumnya santer kabar itu. Di DPR pun dibahas, dan Badan Anggaran mendukung.
“Jumlah pelanggan listrik 450 VA sebanyak 9,55 juta pelanggan yang masuk DTKS, sementara yang tidak masuk DTKS jumlahnya 14,75 juta pelanggan,” kata Ketua Banggar DPR Said Abdullah. DTKS adalah Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (¬ CNBC Indonesia).
DTKS menyangkut status kesejahteraan dan tunjangan dari pemerintah. Masih layakkah daya 450 VA? Buktinya masih banyak pelanggannya. Alat listrik yang utama, yakni penerangan, makin bagus karena banyak lampu hemat energi.
Untuk pemakaian berlingkup sempit, misalnya meja kerja dan belajar serta temaram ruang, lampu LED 4-5 W pun cukup. Dengan bohlam biasa model lama, berfilamen wolfram, 5 W itu redup. Dahulu lampu busur berdaya paling rendah itu dipakai untuk lampu panjeran pada fitting ganda dengan sakelar bertali, agar kamar tidur tak hitam sehingga sandal di tepi bed masih terlihat. Ingat?
Tiga puluh tahun silam ketika saya pindah rumah, daya listriknya 450 VA. Banyak orang mengalami.
Saya terbangun jauh waktu sebelum subuh, membaca berita, dan iseng memotreti suasana temaram, lalu membuat posting. Semudah itu.
2 Comments
Ndembik memang kalau listrik 450 Watt dihapus. Kasihan rakyat (kecil) penggunanya, yang selama ini mendapat subsidi dan menikmati listrik murah (dari segi beaya beban atau “sewa begenser” dll.)
Begitulah. Subsidi apapunitu perlu asal tepat sasaran.