Pagi cerah bisa membuat kehidupan tampak nyaman dan dapat mengatasi semua masalah. Semuanya bermula dari hati.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Fajar jingga mengawali hari

Fajar jingga. Bukan fajar merah. Dalam pengenalan mata saya, warna pagi saat mentari menyembul dari ufuk timur adalah jingga, merah kekuningan, atau bisa juga kuning kemerahan.

Surya pagi mengawali hari. Banyak yang menyepakati. Padahal hari dalam tarikh Masehi berganti tengah malam, namun saat itu masih banyak orang tidur, dan tak bersalam selamat pagi pada pukul 00.01.

Fajar jingga mengawali hari

Pagi ini kehidupan tampak menggeliat. Di kejauhan tampak Pak B sudah mulai menggerakkan sapu lidi. Dalam siluet dilatari mentari tukang roti sudah berkeliling, kaki mengayuh pedal gerobak, tangan memijit bola peniup klakson trompet.

Fajar jingga mengawali hari

Pemulung bergerobak sudah bergerak, mungkin dia tahu bahwa Rabu truk sampah berkeliling di RW saya, boleh jadi dia tak mau terdahului.

Pagi cerah. Banyak sisi kehidupan mulai terambah. Saya pun merasa perasaan lebih nyaman setelah kemarin kesal seharian hingga malam karena ketidakberesan sejumlah layanan, seakan nestapa terus melipatgandakan beban.

Hio atau dupa wangi mewarnai pagi

Dalam sisa pancar tipis fajar terbingkai, mata ponsel saya menangkap sebatang hio atau dupa wangi di pagar tetangga baru mulai terbakar. Kehidupan harus disyukuri dan diisi dengan asa.

Seorang agnostik, yang secara bergurau menyebutkan agama dirinya tak jelas, pernah mengatakan kepada saya, “Yang kita terima hari ini dari Sang Pemberi adalah yang terbaik.”

Relawan menyapu jalan demi kesehatan

Serial foto: Pagi cerah, tanpa gerah, saat 2022 merekah

Pagi terengah dan ponsel keinginan ayah

4 thoughts on “Fajar jingga mengawali hari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *