Saya baru tahu, dalam bahasa Indonesia baku yang ada itu “criping”, bukan “ceriping”. Selama ini saya menduga “ceriping” karena banyak contoh “r” sebagai huruf kedua suku kata bahasa Jawa setelah diserap oleh bahasa Indonesia menjadi tersisipi “e” sehingga tak ada dua konsonan dalam suku kata pada awal kata.
Misalnya, dalam bahasa Jawa, kraton (menjadi keraton), trampil (terampil), trobos dan trabas (terobos, terabas), trenyuh (terenyuh), srakah (serakah), kremi (keremi) dan krambil (kerambil). Tetapi krècèk dalam bahasa Jawa tetap krecek dalam bahasa Indonesia. Demikian pula krètèk tetap kretek.
Sering, bahkan selalu, saya mendapatkan hal baru, padahal barang lawas, dalam bahasa Indonesia.
Ah, kalau kita cuek dan santai saja dalam berbahasa Indonesia bagaimana? Bukan soal, sepanjang kita selalu dapat menjawab pertanyaan anak SD dan orang asing tentang bahasa Indonesia.
4 Comments
Seperti Paman, saya juga sering mendapatkan hal baru dalam bahasa Indonesia. Dan saya maunya cuek dan santai dalam berbahasa Indonesia tapi kok gimana, gitu.
Kok gimana kados pundi?
Begitulah. 😁