Kalau gaya hidupnya wajar, dengan gaji dan tunjangan jenderal polisi bisa hidup sejahtera.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Dengan gaji dan tunjangan, Jenderal polisi bisa hidup sejahtera

“Mas, gaji polisi itu berapa sebenarnya?” tanya Kamsi.

“Ya tergantung pangkat dan jabatan, Jeng,” jawab Kamso.

“Itu sih jawaban estede kayak humas.”

“Kamu cari aja di berita berapa gaji pokok Sambo, tunjangan, dan lainnya, bukan cuma Sambo tapi juga pangkat dan jabatan lain.”

“Udah sih. Tapi kok aneh bisa hidup melebihi gaji. Kalo Sambo bisa nawarin duit segala. Yang bukan Sambo, kalo aku liat yang udah perwira kok makmur, rumahnya bagus, satu anak satu mobil kalo udah mulai remaja.”

“KPK yang tau harta mereka kalo LHKPN diisii dengan jujur dan disetorin, terutama kalo dapat jabatan publik di luar Polri. Dulu LHKPN Tito Karnavian waktu jadi calon Kapolri ada utangnya juga. Orang kantor pajak juga tau, Jeng.”

“Jadi kalo udah perwira tinggi, punya Harley-Davidson wajar?”

“Nggak tau aku.”

“Sebenarnya kalo gaya hidup wajar, dengan gaji dan tunjangan itu cukup kan ya? Kan sekian pengeluaran ditanggung negara?”

“Iya sih. Dulu di rumah Pak Hoegeng ada polisi datang pake motor, terus diparkir. Aku tanya itu siapa, beliau jawab itu sopir dari Polri. Padahal sebagai eks Kapolri, beliau kan dimusuhi rezim Soeharto.”

“Kalo gaji dan lainnya gede, bisa beramal dong, Mas”

“Gaji kecil juga bisa. Ada kan bintara yang bikin sekolah? Bahkan ngajar?”

“Kalo yang petinggi?”

“Dulu ada tuh, mantan Kadivpropam yang di depan rumah dinasnya di Jaksel ada rombong rokok, tulisannya itu sumbangan Pak Jenderal dengan jabatan barunya. Di garasi Pak Jenderal juga ada Harley. Warung rokok itu belagu, masang police line.”

¬ Gambar praolah: Shutterstock

1 thought on “Gaji polisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *