Berita Mei soal DO anak SD Jakarta jadi ramai hari ini. Di luar manuver politis PSI musuh Anies, di mana masalahnya?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

“Aneh ini. Putus sekolah tingkat SD di Jakarta itu tertinggi di Indonesia: 0,69 persen, lebih bagusan Papua yang 0,28 persen. Masa sih, Kang?” tanya Lik Narno.

“Menurut data Kemendikbud gitu Lik, untuk tahun 2020/2021. Kompleks masalahnya antara lain karena Covid-19,” jawab Kamso.

“Kok kayak tiba-tiba ramenya?”

“Katadata ngeluarin info ini akhir Mei. PSI di DPRD DKI, sebagai oposan Anies, ngeramein kemarin.”

“Politis dong!”

“Ya, dari sisi ngangkat masalah, itu bisa dibilang oleh kubu Anies politis. Tapi ada dua yang mendasar. Pertama, kenapa ketika data itu ada, sebelum dikemas Katadata, kubu Anies termasuk buzzer loyal tanpa bayaran diem aja? Atau kalo pernah dibantah atau dijelasin, lantas ketika PSI mempersoalkan itu kok nggak dijawab udah kami jelasin tempo hari.”

“Oke. Yang kedua?”

“Sebetulnya kedua dan ketiga, Lik. Yang kedua, kenapa waktu Katadata ngemas data itu, banyak orang diem? Karena nggak tau atau tau tapi cuek? Padahal kan bisa dibaca gratis? Kalo Kompas.id udah bahas soal drop out selama pandemi secara mendalam, bukan cuma Jakarta, dan bukan cuma SD, pake data, Maret. Tapi baca harus bayar. Apa masyarakat suka berita yang gratis, remeh, dangkal, seleb saling sindir, seleb belanja apa, karena udah capek sama beban hidup?”

“Oke eh nggak tau ding. Yang ketiga, Kang?”

“Coba iseng sok jadi periset. Selama Mei-Juli ada isu apa saja yang jadi berita di media dan tren di medsos, sehingga orang nggak ngeh soal drop out anak SD di Jakarta, yang APBD-nya paling tinggi, lagian pendidikan dasar dan menengah itu tanggung jawab pemda selain pusat.”

¬ Gambar praolah: Katadata, Sindonews | Sila lihat Databoks Katadata dan laporan Litbang Kompas | Data Kemendikbud pagi ini tidak dapat diakses

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *