↻ Lama baca < 1 menit ↬

WANITA KETURUNAN CINA TAK MEMILIH TENTARA?

janda cari suami yang serdaduSaya tak tahu apakah di negeri lain, yang sipilnya kuat, tentara termasuk preferensi dalam memburu calon suami.

Tapi misalkan urusan politik kita kesampingkan, pemilihan calon atau buruan berdasarkan jenis profesi sesungguhnya wajar. Si pencari suami pastilah punya persepsi sendiri terhadap profesi tertentu, dari dokter sampai serdadu.

Memilih dokter, mungkin diandaikan kesehatan keluarga akan lebih terjaga. Memilih dokter hewan, piaraan akan lebih terawat. Memilih pengacara, urusan legal akan beres. Memilih petinju, istri akan punya sparring partner. Memilih paranormal, istri akan selalu merasa normal. Memilih polisi atau serdadu, keamanan keluarga lebih terjamin. Sayang, presiden bukan profesi.

Preferensi, boleh jadi, juga dipengaruhi oleh latar belakang wanita pemburu suami. Sejauh saya tahu, wanita keturunan Cina jarang atau malah tidak pernah memasukkan “Polri/TNI” dalam jenis pekerjaan lelaki idaman. Tampaknya ini perlu penggalian lebih dalam.

Teman saya, seorang wanita cantik keturunan Cina yang melajang karena pilihan — bukan kepepet, karena yang naksir toh bejibun — waktu bersekolah di SMA Katolik kadang ikut pestanya akademi militer. Para siswi itu berangkat atas dorongan suster. Ada dansa dengan taruna. Tapi baginya, dunia tangsi bukanlah pilihan dalam mencari pacar apa lagi suami. Alasannya, “Kayaknya mereka itu gimana gitu.”

Kembali ke rubrik jodoh, seperti termuat di Pertemuan Kompas Minggu hari ini. Syarat lain, dari agama sampai pola hidup (alkohol, narkotik, sampai rokok) itu wajar. Tapi karena kesulitan hidup harus dihadapi dengan tegar, maka sifat humoris pun belakangan lumrah sebagai syarat.

memburu calon suami

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *