Sore tadi, menjelang magrib, Pak Pos mencemplungkan amplop tebal ke dalam keranjang di gerbang. Saya kira dari Telkomsel, karena warnanya merah, padahal tagihan kartu Halo sudah tak memakai kertas.
Isi amplop tersebut sebuah buku tipis. Di sini saya ceritakan tulisan pada bungkus yang ternyata bukan amplop: there is no friend as loyal as book. Tiada teman yang sesetia buku. Ora ana batir kang tuhu kaya déné buku.
Slogan yang disebut mengutip Ernest Hemingway tersebut pernah saya dapatkan dari bungkus buku yang lain, dengan pengirim berbeda.
Pelapak buku di lokapasar memang sering menyematkan slogan pada bungkusnya. Penjual makanan juga. Tetapi penjual palu, obeng, dan ikan hias setahu saya tidak.
Tentang buku, banyak kutipan tentangnya. Gambar luar yang saya comot ini berasal dari Keep Inspiring. Di sana ada yang menurut saya keren tetapi tidak dijadikan gambar: “′Classic′ – a book which people praise and don’t read.” Katanya sih itu dari Mark Twain. Daftar kutipan dari Twain antara lain ada di Good Reads.
Stiker slogan paling wagu karena snobbish dahulu sering saya temui tertempel pada kaca belakang mobil, pada 1990-an, dari Gramedia Pustaka Utama: I don’t drive a Ferrari but I have a home library.
Halah, kalau punya Ferrari pasti punya perpustakaan pribadi. Harga bukan masalah lagi.