Ketika membersihkan gambar dari ponsel, saya temukan beberapa foto dan hasil olahan. Rupanya setelah saya jadikan posting tempo hari, soal masihkah kita membaca majalah dan tabloid, saya tak sempat menghapusnya.
Saat itu, untuk ilustrasi cerita, iseng saya kambuh: ingin membuat gambar sendiri. Kalau biasanya memanfaatkan aset (foto) pihak lain — dari pustaka gratis, freemium, sampai media, dengan menyebutkan sumber — kali itu saya ingin borongan.
Untuk foto utama sampul majalah fiktif Suka² saya tinggal ambil mi mangkuk instan dan palu, tanpa konsep apapun, yang penting tidak lumrah. Lalu cover line saya buat setelah membuat layout: “Epistemolgi dan Hermeneutika Rasa Kenyang”. Saya merujuk bintang hiburan, namanya beda dari versi majalah, yang dahulu dikenal karena ucapannya yang ajaib. Konon orang pintar sering berkalimat rumit, tapi ada yang bilang orang pintar justru bisa menyederhanakan konsep yang mbulet.
Untuk tabloid fiktif Blong!, bacaan umum yang merujuk gaya new, newsy, useful(ly), saya asal comot cutter dan korek gas dari meja teras, lalu saya foto. Bidang hitam di bawah cutter saya biarkan apa adanya, itu adalah meja dengan jejak tetesan minuman dan abu. Ubin kotak-kotak memang blur. Setelah itu saya buat tata letak.
Semuanya dengan ponsel biasa. Lebih mudah namun punya kekurangan: grid objek di tangan saya bisa meleset 10 piksel lebih. Mata juru layout pasti risih. Ini seperti memasang kusen jendela dan pintu beda ketinggian, tak mengurangi kekuatan namun menganggu mata. Ah, biar saja. Misalnya teks “September 2022 No. 234”, meniru majalah luar negeri yang beredar sebelum edisi terbit, di bawah logo Suka². Margin kanan ucapan Vicky juga tak sama dengan margin atas dalam boks. Dalam tabloid Blong! gridnya juga tak rapi.
Saya senang, ponsel memberikan banyak kemudahan dalam ngeblog — memang sih justru setelah dunia blogging kurang menggairahkan. Memotret, menulis, dan lainnya, saya lakukan dalam ponsel. Tak beda dari orang bermain Facebook, Twitter, Instagram, TikTok, dan lainnya. Tema visual blog saya saat ini pun hanya nyaman dibaca di ponsel.
7 Comments
Mau komen tapi bingung nulis apa, karena karya Paman di atas skoy abis semua.
Suwun.
Ini cuma kerjaan iseng 😇🙏
kerjaan iseng aja bisa ampuh gini… waarrbiyasaahhh
Ngécé
🧑🦼
kandhyani, og, kanjeng.
Selalu …. ciamik grafis & image nya, mangstaaaaap Pakde
Suwun, Pakde Dedi. 🙏
Sebisanya, seadanya.