Setua ini saya masih senang jika membaca berita dapat pengetahuan baru. Tak beda dari saat saya masih bocah. Sebagian teman sebaya saya tak tertarik dengan pengetahuan baru kecuali ada yang menjelaskan saat ngobrol meriung atau dalam grup WhatsApp. Terlalu banyak hal tak penting bagi mereka untuk dipikirkan sehingga mereka tampak sehat dan bahagia.
Nah, info tulup atau sumpit untuk memvaksin hewan ini hal baru bagi saya. Yang belum saya ketahui adalah apakah dalam vaksinasi Covid-19 cara penulupan juga dilakukan, atas kesepakatan target dan paramedis.
Berikut ini nukilan kapsi foto Kompas:
Petugas menyumpit suntikan vaksin saat vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya, Kota Surabaya, Jawa Timur, Rabu (6/7/2022). Kebun Binatang Surabaya mendapat 400 dosis vaksin PMK dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya. Vaksinasi diberikan kepada satwa koleksi berkuku genap. Sejumlah satwa yang divaksin meliputi banteng, watusi, rusa, dan anoa.
Dahulu waktu saya ber-KKN, dalam tim ada seorang calon dokter hewan (Drs. Med. Vet.). Penyuntikan sapi selalu sulit karena sapi meronta dan lari. Saya menanya Mas Calon Dokter Kewan, apakah di FKH tak diajari cara menjinakkan sapi? Dia mecucu. Padahal saya tak menyebut laso maupun rodeo, kok dia mengacungkan alat suntik besar ke arah saya, “Gelem tak suntik po?” — artinya mau saya suntik ya.
5 Comments
BTW sampai usia berapa Paman kecil seneng nulup, entah pakai peluru lempung maupun peluru lain?
Saya nggak mendalami, cuma ikut-ikutan aja. Pelurunya pun lupa.
Lbh asyik ikut rombongan cari pring tulup ke tebing jurang.
👍
Soal tulup ini jadi ingat ada teman di Muara Teweh yang masih rajin berlatih menulup, sampai ada perlombaan tahunan segala.
Wah mestinya bisa buat PON ya, tapi harus ada sekian pengurus daerah 👍