Usai menjemur sebentar, karak gendar mentah saya bawa ke dapur. Istri saya sudah menggelar koran untuk alas karak setelah nanti matang berminyak. Apakah koran dan tintanya higienis? Sejauh ini kekebalan tubuh kami mengatakan begitu.
Nah, di luar urusan kesehatan ada hal yang menarik: koran itu memuat tinjauan pameran yang karya seni rupa Goenawan Mohamad yang biasa disebut GM (Kompas, 8/8/2021). Sudah jamak di koran apabila tinjauan seni dan artikel kebudayaan menggunakan kata yang berbeda dari bahasa berita harian.
Lihat saja judul dan ringkasan pembuka tentang GM. Setiap media sudah punya pengandaian siapa pembacanya sehingga redaksi yakin akan pilihan gaya berbahasa mereka. Namun pameran ini memang bertajuk Di Muka Jendela: Enigma.
Tentang kata enigma, yang sudah diserap oleh KBBI, saya mengenalnya saat SMP dari lagu “The Endless Enigma” (Emerson, Lake & Palmer, Trilogy). Itu salah satu album yang saya sukai, terutama lagu “Trilogy”. Ada yang ringan sih, yaitu “From the Begining”.
GM merampungkan lukisan “Sapardi” dengan mengulang dari awal. Menurut S. Malela Mahegarsari, “Sapardi semula dilukis seperti apa adanya dengan tubuh yang kurus. Akan tetapi, GM terus-menerus mengoreksi tubuh Sapardi itu hingga akhirnya tidak lagi bertubuh kurus.”
Lalu enigma karak, seperti dalam judul posting ini, mana? Maaf hanya untuk bergaya, bergenit-genit saja.
¬ Repro lukisan Sapardi: Wahyudin (Borobudur Writers)
2 Comments
Saya belum pernah tahu Egnima dari ELP (karena saya bukan fan berat ELP), tahunya Egnima grup musik dari Jerman.
Tentang GM, saya baru tahu ternyata dia bisa melukis.
Saya bukan fan berat juga dan gak semua album ELP sukai apalagi yang P-nya adalah Powell.
Tapi waktu saya SMP demen banget sama Trilogy. Sama album Rick Wakeman The Six Wives juga suka.