Kata “necis” sudah jarang terdengar. Jika berkesan arkais, itu benar adanya. Bahasa Indonesia menyerap “necis” dari bahasa Belanda: “netjes” โ dilafalkan nรจt-ci-yรชs. Artinya rapi, proporsional, pada tempatnya.
Warisan Belanda itu antara lain terabadikan dalam nama toko lain (kalau tak salah juga penjahit) di Jalan Ibu Ruswo, Yogyakarta. Saya memotretnya saat jalan-jalan berkeringat tanpa tujuan pada 2011.
Adapun nama necis kedua juga saya lihat saat saya berjalan kaki, mungkin turun dari angkot, di Pondokgede, Bekasi, Jabar, 2014. Itu nama kios cukur.
4 Comments
Iseng ngecek pakai Tuan Google, Toko Necis di Yogya itu masih eksis, menjual topi khas keraton dan topi polka. Itu kalau kita lihat berdasar informasi di foto lama Paman bahwa toko tersebut beralamat di Jl Ibu Ruswo nomor 66.
http://wargajogja.net/seni-dan-budaya/melirik-peninggalan-budaya-yogyakarta-di-toko-necis.html
Menarik! Masih bertahan.
Adakah blogger yang pernah mengangkatnya di blog pribadi atau di FB?? ๐
Belum nemu konten di blog maupun di FB, malah nemu arsip yang lebih skoy ini.
https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/toko-necis-tempat-langganan-presiden-soekarno-membeli-topi/
Wah suwun ๐๐บ