Ketika ada anak kecil mulai bosan diajak bertamu oleh orangtuanya, saya tak pernah mendemonstrasikan lampu ini. Saya khawatir jika dia tertarik, dorongan akan berubah sodokan tinju bertenaga karena gemas. Untuk mencegah percobaan, atas inisiatif dia sendiri, lampu saya dudukkan pada kaki pot tanaman.
Saya menyebut lampu ini lampu goyang. Dia diberi pemberat dengan dasar cembung sehingga ketika digoyang akan kembali tegak. Karena usia dan panas bohlam, akhirnya cangkang plastiknya retak.
Tempo hari saya mencuci kap serupa telur ini. Saat dicuci, makin banyak yang retak terkena tangan, bahkan ada retakan yang membentuk segi empat lalu terlepas sehingga kap jadi bolong. Retakan di banyak tempat juga menjadikan elastisitas diameter kap berubah, tak dapat menempel kuat pada dudukan, tersenggol sedikit langsung terguling. Selotip menjadi solusi. Kemarin sore saat hujan saya memperbaiki lampu goyang ini di teras. Masa pensiun dia pun tertunda sampai nanti harus membuka kap untuk mengganti bohlam.
Lampu goyang nan renta dan retak seperti pemiliknya pic.twitter.com/Bhz2P1yj8K
— Gambar Hidup (@gbrhdp) April 12, 2022
Saya membeli lampu ini pada 2007, lima belas tahun silam, di Puri Indah, Jakbar. Harganya Rp99.000.
4 Comments
Masih hujan terus kalau sore ya, Paman? Jadi belum bisa pit-pitan, dong.
Sekarang sudah berkurang, tapi saya kadung malas, tubuh nggak nagih π
Waaaaa kathoke soyo sesak goro-goro tambah lemu no.π
Semoga tidak karena masih ada kegiatan fisik π