Jangan terharu, apa yang disebutkan dalam judul adalah kejadian abad lalu. Saat itu di Jogja istilah minimarket belum lumrah, orang lebih tahu supermarket. Mulanya pemain lokal Mirota lalu ada Gelael di depan IAIN Sunan Kalijaga. Ketika suatu malam sekelompok anak muda sedang mendekorasi, dan butuh paku, ada yang nyeletuk, “Beli di supermarket aja.” Teman-temannya tertawa.
Saya tak tahu apakah Gelael menjual paku dan mur baut. Tapi setelah saya hijrah ke Jakarta, sudah lumrah jika di supermarket ada mur, baut, ring, obeng. Sebelum ada lapak daring, alat-akar kecil saya dapatkan di supermarket.
Kini barang-barang kecil pendukung kerja pertukangan swakriya sederhana ada di minimarket. Bisa membeli sebelum pukul sembilan malam, kalau di toko besi atau toko bangunan selewat pukul lima sore tidak bisa — kecuali di Ace Hardware dan Mitra 10. Di lapak daring memang lebih banyak pilihan, tetapi ongkir supercepat tak sebanding harga barang.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
10 Comments
di supermarket sini juga ada bagian khusus perkakas begini, paman.. cuma memang tidak semua supermarket ada..
Gelael depan IAIN Suka (kini IAIN Yogyakarta), entah jadi toko apa sekarang. Terakhir lewat lokasi itu 15 November 2021, tatkala ke Yogya untuk kontrol kesehatan mata ke RS dr Yap, tidak memperhatikan.
Iya ya jadi apa. Kafe?
Tapi dari dulu kan ada KFC di sana. KFC pertama di Jogja.
Dahulu kayaknya sempat dijadikan kompleks toko ponsel tapi nggak tahu setelah itu.
Saya berencana ke Yogja bersama istri beberapa hari mendatang, semoga nanti tidak lupa nggatekke TKP.
Sip 👍🙏🍎
terakhir seingat saya jadi gerai operator seluler XL
Tadi siang lewat, jadi pusat penjualan komputer.
Terima kasih untuk laporan Njenengan 😇🙏
Tapi tidak sempat memotret.
mohon jangan dimarahi….
Lha saya bukan kepala desk maupun kepala biro jé🤣
Saya juga bukan “kabir” 🤣