Misalnya sebagian besar wilayahnya masuk real estate bagus, maka lurah dan kades senang. Urusan riol jadi ringan.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Got jadi dangkal karena terisi tanah dan sampah di Jalan Raya Kodau, Bekasi

Pertanyaan bodoh itu ada dua macam dari sisi latar. Pertama: sudah tahu jawabannya masih juga menanya. Kedua: tak tahu jawabannya tapi sudah menjadi pertanyaan banyak orang.

Lalu judul posting ini dan foto penyertanya termasuk jenis pertanyaan yang mana? Mungkinlah gabungan pertama dan kedua.

Soal drainase itu tidak bisa parsial karena lingkungan saling berkelindan. Pada tingkat individual mestinya setiap warga peduli got di depan rumahnya. Tetapi dalam praktik, saya pernah direpoti tetangga sebelah kiri kontrakan. Tanah galian sumur oleh tukang dibuang ke got padahal air mengalir ke arah got depan dia. Akibatnya air got di depan saya pun terhambat.

Percuma kita bertanggung jawab atas got di depan kita tetapi ruas got di bagian lain, yang menjadi jalan air dari ruas got kita, dibiarkan mampet. Bisa karena sampah, bisa karena terisi tanah, dan bisa pula gabungan keduanya.

Kalau warga sudah peduli, bagaimana dengan lurah dan camat? Jangan-jangan jawabannya ada dua opsi. Pertama: RW nggak lapor ke atas. Kedua: kerahkan warga untuk bekerja bakti. Jadi camat itu pakai sekolah khusus, dibiayai negara, jadi tidak mungkin ada jawaban macam itu.

Kalau lurah dan kepala desa? Lurah itu ditunjuk. Kepala desa dipilih, bobot tanggung jawab moralnya lebih tinggi karena mereka dulu mencalonkan diri dengan menjual janji. Ya, sama dengan wali kota dan bupati (kecuali di DKI) serta gubernur dan tentu presidennya. Tetapi urusan got mampet ya mulanya tanggung jawab pejabat daerah level bawah.

“Di wilayah kelurahan saya beres, Pak. Luapan air dari kelurahan sebelah,” mungkin begitulah kilah seorang lurah. Lalu camatnya sama, dan seterusnya, dengan satu jawaban sakti: pergerakan air tidak bisa dibatasi berdasarkan wilayah administratif, “Ini masalah kita bersama, seluruh komponen bangsa. Insyaallah akan teratasi.” Jika Tuhan mengizinkan. If God wills it…

Baiklah. Tetapi pikiran picik saya membayangkan enak jadi lurah maupun kepala desa kalau misalnya sebagian besar wilayahnya masuk ke real estate macam BSD City, Bintaro Jaya, dan Sentul City. Urusan seperti dalam foto dalam ini, dalam kompleks, misalnya ada, bukan masalah dia.

Air Got Mengalir Sampai Jauh…

9 thoughts on “Pertanyaan bodoh: Got mampet tanggung jawab siapa?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *