↻ Lama baca < 1 menit ↬

Menu layar ATM Alfamart Kecapi Jatiwarna

Daya tangkap saya ternyata rendah. Saya berdiri sekian detik untuk memahami tulisan pada kertas. Lalu seorang pria muda di belakang saya bilang sambil tertawa kecil, “Saya tahu maksudnya. Boleh langsung saya coba aja, Pak? Maaf jadi saya duluin.”

Dia benar. ATM bisa mengeluarkan uang. Maka saya menjadi paham akan maksud “tulisan gak bisa hilang”, karena sejak awal yang saya bayangkan sebagai tulisan adalah teks menu pada layar, bukan kotak sembulan atau po-pup window.

Lalu saya pun menarik uang di ATM itu. Setelah selesai, saya memijit tanda silang pada kotak sembulan padahal tahu layar ATM yang itu bukan layar sentuh.

Alur pikir saya ternyata rumit. Saya tidak cocok jadi pemimpin maupun pengambil keputusan. Intuisi ingin mengeklik tanda silang adalah contoh pendekatan tidak relevan. Demikian pula daya cerna semantik saya terhadap kalimat verbal coretan orang minimarket.

Untuk menutupi malu, dan sekaligus agar tampak gagah, seolah terpelajar, baiklah saya katakan bahwa ini akibat pendidikan Indonesia yang saya terima.