Berapa pun usia Anda, kalau tak ingat alamat kawat itu wajar. Zaman kejayaan kabel tembaga sehingga kuda ogah menggigitnya pun tak semua orang hirau karena tak berkepentingan. Saya teringat nama itu lagi setelah membaca surat bantahan PGI.
Soal isi tak saya bahas karena sudah jelas dan banyak orang tahu, di antaranya mungkin termasuk orang yang sempat percaya isu itu. Yang menarik adalah kop surat PGI: masih mencantumkan alamat kawat atau cable address.
Saya tak mengalami langsung penggunaan alat itu, tapi waktu kecil hingga dewasa saya terkesan setiap kali membaca alamat redaksi Kompas. Ada alamat pos, P.O. Box 615, dan alamat kawat, kalau tak salah KOMPAS DAK. Maklumlah saya dulu kurang bacaan sehingga tulisan tak penting pun saya baca.
Dulu memang banyak kantor memiliki teleks sebelum ada faksimile. Dalam melangani berita pun mereka memakai teleks sehingga ada istilah wire service dan Kompas punya rubrik berita ringan Kilasan Kawat Sedunia.
Sampai kini yang pasti punya alamat kawat adalah bank. Dulu antara lain untuk telegraphic transfer. Kalau sekarang entah apa namanya.
¬ Gambar: mesin teleks Sagem: Frédéric BISSON / Flickr ; kabel pipa tembaga: Indiamart
8 Comments
Baru tau ada yang namanya alamat kawat, mas Antyo 😂 Mana pendek banget alamatnya, jaman sekarang pakai alamat sependek itu bisa kena marah kurir kali, yaaah 😆
Kalau PO BOX saya tau soalnya saya masih pakai PO BOX sampai sekarang untuk terima kiriman 😄
Iya, satu alamat satu nama. Antarmesin teleks di dunia sudah paham jadi tidak nyasar. 😊
Iya soal PO Box sudah saya baca di blog Jeng Eno 👍🍎
Sy termasuk orang yg pernah tahu istilah surat kawat tapi tdk pernah tahu maksudnya.
eh alamat kawat dhing😁
Buat alamat tujuan teleks kayaknya. Satu alat satu nama, dari negeri mana pun mengirimkan yang. Bondan Winarno mengalami mengetik langsung di teleks, kalo gak salah dari Hong Kong ke Jakarta.
mesin teleks ada saat sy magang di biro jateng Pikiran Rakyat (ktr bironya di Solo) thn 94 kalau gak salah. cuma, seingat sy waktu itu, mesin teleks jarang bingit dipakai, tiap hr yg digunakan mesin faks.
Mulai 1980-an telecopier atau faks itu jamak di Indonesia, tapi mahal. Pelopornya adalah Xerox, merek yang menjadi nama benda sehingga orang Amrik bisa bilang xeroxing. Distributor Xerox adalah Astra Graphia. Mulai 1990-an merek makin banyak, lebih murah, telepon dan faks menyatu, bisa secara otomatis membedakan telepon masuk dan faks masuk.
Era itu layanan faks kian kaya. Ada faks on demand. Kita mencet sebuah nomor di LN, ikuti menu di USA Today, maka faks akan kita terima. Misalnya jadwal pertandingan dan hasilnya dari Olimpiade.
Via ponsel juga bisa, minta kiriman faks ke Telkomsel. Layanan: Farida, temannya Veronica (voice mail).
komen eh penjelasan yg komplet plet ttg fax 👍👍👍