Bohir dan anemer mengikat janji tapi tak sampai sehidup semati. Kontrak selesai, urusan tamat, tapi bisa disambung ke proyek berikut.
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Bohir dan anemer mengikat janji tapi tidak sampai sehidup semati

Mulanya istilah yang dipakai simbah saya itu hanya dikenal di kalangan pekerja dan pemborong bangunan. Dulu mahasiswa arsitektur zaman saya kuliah, tapi saya tak belajar di jurusan seni bina*, mengucapkan bohir dengan semangat canda. Anak teknik sipil juga begitu. Tiga empat tahun belakangan istilah bohir bergeser ke politik.

Sebetulnya bohir berarti klien atau pemilik proyek, dari bahasa Belanda bouwheer. Bouw itu bangunan. Heer itu tuan. Jadi, bouwheer adalah orang yang punya proyek bangunan.

Adapun pelaksananya adalah anemer, kata yang sudah diserap oleh KBBI dari bahasa Belanda aannemer, artinya pemborong, pelaksana, kontraktor.

Maka bohir adalah cukong, orang yang punya duit untuk membayar pelaksana: demonstran, calon kepala daerah, hingga pendengung bayaran alias buzzer. Bohir berbeda dari anemer.

*) Istilah di Malaysia untuk arkitektur

2 thoughts on “Ihwal bohir, jodohnya anemer

  1. “Kalo nulis berita yang bener biar nggak di-verhoor KNIL,” begitulah saya dan kawan2 reporter di Solo sering bercanda saat liputan pada pra-98.

    Di-verhoor maksudnya diproses (menurut seorang kawan itu dari bahasa Belanda tapi sy gak tau kebenarannya😁) sedangkan KNIL adalah kata sandi kami untuk tentara (dari kata tentara Belanda😬).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *