Selama pandemi saya mendapatkan hantaran tahlilan berupa bahan pangan. Bagaimana setelah Covid-19 nanti usai?
↻ Lama baca < 1 menit ↬

Hantaran tahlilan selama pandemi Covid-19

Berkat, kata orang Jawa sepulang dari selamatan membawa makanan. Memang berkat. Apapun pemberian seseorang adalah berkat. Dan selama pandemi ini saya beberapa kali mendapatkan hantaran berupa sembako. Memang tak harus sembilan macam sih.

Sore ini saya mendapatkan kiriman berupa tas besar dengan isi lengkap. Nasi kotak, penganan, dan aneka kebutuhan dapur, dari tetangga yang memperingati tujuh hari meninggalnya sang kepala keluarga. Terima kasih.

Hantaran bahan mentah lebih praktis. Keluarga pemberi tak perlu memasak, dengan maupun tanpa jasa boga — apalagi jika keluarga duka masih menjalani isolasi mandiri. Pihak penerima juga lebih leluasa memanfaatkan bingkisan. Kiriman makanan jadi, yang diterima setelah magrib, kadang bisa agak merepotkan penerima jika mereka masih punya hidangan makan padahal penghuni rumah cuma suami istri.

Setelah pandemi nanti usai, apakah hantaran kembali ke masa pra-Covid-19, berupa sepaket makanan?

Masyarakat terus berubah. Kita ikut membentuknya.

Hantaran tahlilan selama pandemi Covid-19

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *