Bung Karno dalam balutan piyama

Bung Karno tampak lebih humane sebagai pria rumahan, menerima tamu dalam suasana santai.

▒ Lama baca < 1 menit

Bung Karno berpakaian piyama menerima Mendur bersaudara di rumahnya

Supaya kita tak melulu bicara pandemi, saya berkisah hal lain. Tadi tiba-tiba saya teringat foto Presiden Soekarno berpiyama sedang menerima Mendur bersaudara, Frans dan Alex. Foto Ipphos 1946 di Pegangsaan Timur, Jakarta, ini mudah kita temukan di internet.

Dari sekian foto Bung Karno, foto ini paling mengesankan saya. Si Bung tampak sebagai orang rumahan, sedang menerima kawan bertandang dalam suasana santai — tapi teh atau kopi belum terhidang.

Bung Karno dalam usia 45 terlihat tampan dan matang. Percaya diri itu pasti.

Alasan lain kenapa saya menyukai foto ini malah tidak bisa saya pastikan. Mungkin soal piyama? Bapak saya, dan juga Mbah Kakung, sering berpiyama di rumah selain bersarung. Suatu kelaziman para bapak zaman dulu.

Ketika bekerja di rumah, yaitu membaca dan menulis, pun ketika main organ, busana Bapak ya dua macam itu. Seingat saya Bapak tidak pernah memakai celana pendek, kecuali dalam foto-foto saat masih bujang.

Piyama dan sarung adalah pakaian rumah. Jenis kedua itu masih saya kenakan hingga kini.

¬ Foto: Ipphos

4 Comments

Sridewanto Pinuji Jumat 16 Juli 2021 ~ 09.07 Reply

Sepertinya sarung memang multifungsi ya, Paman.
Kalau dingin tinggal dipakai krukupan, mau nyebur selokan tinggal digulung.
Selain itu, kemudahan akses untuk melakukan apa pun yang ditawarkan sarung sepertinya masih tak tertandingi, mulai dari yang resmi seperti ngasih ceramah hingga yang paling privat.
Hanya saya masih bertanya-tanya, bagaimana ujung pangkalnya hingga suatu sarung bisa nge-pir, bergulung-gulung hingga beberapa tingkat dan sungguh keras kepala meski sudah disetrika, tetap saja gulungan itu susah diurai

Pemilik Blog Jumat 16 Juli 2021 ~ 17.05 Reply

Saya sih menduga sarung bermula dari kesederhanaan: bagaimana membalutkan selembar kain utuh tanpa memotongnya menjadi baju atau jubah. Versi lebih sophisticated, tapi tetap tanpa memotong kain, adalah baju ihram pria dan baju biksu

Candra Widanarko Kamis 15 Juli 2021 ~ 12.53 Reply

Pakaian rumah bapak bapak buatku ya kaos oblong dan sarung. Dalam ingatan masa kecil hingga hari ini, itulah baju rumah bapak. Aromanya pun khas. Ndusel di kelek Bapak yang oblongan dan sarungan itu romantis tiada tara. Iya ini opini khas daddy’s girl hehehehe.

Pemilik Blog Kamis 15 Juli 2021 ~ 13.58 Reply

😁 Cucian di rumah yang menyita ruang jemur adalah sarung batik karena setiap hari ganti, bila perlu pagi dan sore. Bisa belagu, gak nyusahin orang, karena nyuci sendiri spt sekarang 🤣

Tinggalkan Balasan