Bu Riwil datang, untuk kesekian kalinya bermasalah dengan ponsel. Tadi pagi tidak bisa buka WhatsApp. Lalu siang tidak bisa pakai YouTube.
“Mungkin WA saya kena hacked, kan lagi musim,” katanya sambil mengepaskan masker.
Kamsi segera memanggil Witty tapi ternyata dia sedang mandi. Maka Kamso yang sedang keluar membawa sampah dalam kantong besar itu pun dapat sampur. Setelah urusan sampah beres, dia melayani Bu Riwil, pensiunan guru bahasa Indonesia SMP.
Seperti biasa, ibu itu terus berceramah, “Pasti Oom Kamso mau ngganti menu hape saya pake Bahasa Inggris dulu. Entar setelah beres jangan lupa balikin ke Bahasa Indonesia ya?”
Kamso tersenyum tapi tak kelihatan karena pakai masker. Jarinya terus memencet layar ponsel pasien.
“Katanya Oom Kamso cinta bahasa Indonesia? Kok dari zaman hape ada antenanya selalu pakai menu berbahasa Inggris? Malu ya pake bahasa sendiri?”
Kamso tersedak karena selip saat menelan ludah sambil ambil napas, lalu terbatuk kering.
Kamsi menahan tawa, mengambilkan minum.
2 Comments
saya dulu menu ponsel pake bahasa Indonesia. laptop juga pake menu bahasa Indonesia. kini saya mengubah menu ponsel ke bahasa Jerman, sekalian belajar biar terbiasa. walau kadang bingung juga. istri, yang bahasa Jermannya lebih bagus, sering meledek, saat tanya kata yang saya ngga ngerti, “makanya gak usah gaya!”, selorohnya..
Penting itu sekalian belajar bahasa “baru”. Dulu sebelum ponsel punya versi bahas Indonesia adanya Melayu ala Malaysia. Bikin binging.